REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada pergantian abad ke-20, jalanan di Amerika semrawut. Pengemudi mobil dan motor zaman itu tak membutuhkan lisensi alias surat izin mengemudi (SIM). Jalur lalu lintas tidak ada, dan tanda berhenti (setop) belum ditemukan.
Tanda setop secara resmi pertama kali muncul di Detroit pada 1915. Tandanya dibuat kecil, putih, dan persegi, tidak merah dan dibuat dengan delapan sisi seperti sekarang ini.
Dilansir dari Mental Floss, Senin (10/7), Departemen Lalu Lintas di Mississippi pada 1923 kemudian menyarankan perubahan. Tanda berhenti atau setop hendaknya menunjukkan tanda bahaya di depan. Logikanya sederhana, semakin banyak sisi sebuah tanda, semakin berbahaya ruas jalan di depan.
Lingkaran yang mempunyai sisi tak terbatas menunjukkan bahaya paling besar, seperti rambu yang dipasang di perlintasan kereta api. Oktagon atau sisi delapan menunjukkan bahaya kedua paling berisiko, seperti di persimpangan jalan. Parameter ini digunakan secara global sampai saat ini.