REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Madrid, Spanyol, mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan Spanyol setiap tahunnya sejak 2012 mengalami surplus. Meski begitu, tak ditampik bahwa ada kecenderungan menurun dalam kurun waktu 2012 hingga 2016 mencapai -5,76 persen atau dari 1,61 miliar dalar AS (2012) menjadi 1,10 miliar dolar AS (2016).
Untuk nilai totalnya, ada beberapa kurun waktu yang mengalami peningkatan, misalnya pada 2014 sebesar 4,25 persen dan 5,64 persen di 2016. Sementara itu, kurun waktu yang mengalami penurunan yakni pada 2013 sebesar -6,72 persen dan 2015 sebesar -20,40 persen.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika dari KBRI Madrid, disebutkan bahwa penurunan nilai total perdagangan Indonesia dan Spanyol pada 2013 dan 2015 terjadi karena situasi perekonomian Spanyol yang tidak dapat terlepas dari perekonomian global maupun regional Eropa yang masih lesu dan belum stabil.
“Secara umum neraca perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Spanyol selalu surplus di pihak Indonesia, meskipun kecenderungannya menurun,” tulis pernyataan tersebut.
Indonesia merupakan pemasok terbesar komoditi lemak, minyak hewani nabati dan nabati serta produk turunannya ke Spanyol. Pada 2016 angka neraca perdagangan komoditi tersebut terkoreksi naik 26,14 persen dibanding 2015.
KBRI Madrid menilai Spanyol dengan jumlah penduduk 46 juta jiwa dan jumlah turis sebanyak 77 juta per tahun merupakan pasar potensial bagi berbagai produk ekspor Indonesia. Baik itu produk bahan mentah untuk produk makanan hingga produk final pendukung industri pariwisata Spanyol. Di pihak Indonesia, total nilai ekspor Indonesia ke Spanyol belum mencerminkan kekuatan daya pasok yang dimiliki Indonesia.
Nilai tersebut dinilai juga tidak mencerminkan kekuatan permintaan dan daya serap pasar Spanyol yang sangat dinamis. Posisi Spanyol pun dipandang sangat strategis yaitu di sebelah selatan Benua Eropa dan berbatasan dengan Benua Afrika dan Mediterani, serta mempunyai hubungan tradisional dengan Amerika Latin. Kondisi tersbeut merupakan pasar yang sangat strategis.
KBRI menilai peluang untuk meningkatkan nilai perdagangan Indonesia ke Spanyol sangat besar. Spanyol menganut pasar terbuka dan memiliki kesepakatan pembentukan pasar bebas, baik di bawah kerangka Uni Eropa (UE) maupun dalam kerangka kerja sama bilateral dengan negara-negara sahabat. Secara bilateral, Indonesia dengan Uni Eropa memiliki Kesepakatan Kemitraan Komprehensif Indonesia-Uni Eropa 2014.
Untuk itu, KBRI Madrid mendukung rencana Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa untuk merampungkan butir-butir kesepakatan tersebut secepatnya demi lebih membuka akses pasar di kedua pihak.