Senin 10 Jul 2017 15:29 WIB

Kapolri Sebut Bom Bandung Fenomena Baru

Rep: Mabruroh/ Red: Nur Aini
Sisa ledakan bom panci di kontarakan di Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, Sabtu (8/7)
Foto: Djoko Suceno/Republika
Sisa ledakan bom panci di kontarakan di Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, Sabtu (8/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengatakan bom yang baru-baru ini meledak di sebuah kontrakan di Bandung adalah fenomena baru. Hal itu terlihat dari pelaku tidak memiliki jaringan tetapi dengan mudah terinspirasi untuk membuat bom dan berjihad sendiri.

"Bom itu menghadapi fenomena baru," ujar Tito di Monas, Jakarta Pusat, Senin (10/7).

Tito mengatakan pelaku tidak memiliki kelompok seperti jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) maupun Mujahiddin Indonesia Timur (MIT). Para pelaku ini justru memilih berjihad lonewolf atau tanpa pemimpin.

"Mereka belajar dari internet seperti pengibaran bendera mengancam di Polsek Kebayoran Lama lonewolf. Kasus yang di Falatehan juga lonewolf," ujarnya.

Motif mereka pun bermacam-macam. Mantan Kepala BNPT ini, mengatakan ada pelaku yang merupakan mantan pengguna narkoba atau mantan peminum minuman keras. Sehingga mereka melakukan aksi tersebut untuk menebus dosa-dosanya di masa lalu.

"Di Polsek Nagrek bawa parang itu tatoan semua, dulu minum-minuman keras. Katanya dalam rangka menebus dosanya dalam rangka lakukan jihad, (jadi) siap mati," ujar Tito.

Oleh karena itu, kata Tito, menghadapi para pelaku teror ini maka kemampuan siber yang berperan. Pasalnya, mereka bisa mendeteksi website-website, chatting, dan komunikasi-komunikasi yang bernuansa radikal.

"Ini leading BNPT buat kontraradikalisasi, kalau untuk siber ini di tingkat Polhukam. Saya sudah katakan perlu dibentuk kekuatan siber yang ada di Kominfo, Polri, TNI, dan BIN yang harus diintegrasikan untuk melawan kelompok yang menyebarkan paham radikal di internet," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement