Senin 10 Jul 2017 16:20 WIB

Penurunan Daya Beli Guncang Sektor Perumahan

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pengunjung melihat maket perumahan dalam pameran properti Real Estate Indonesia di Jakarta, Rabu (19/4).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pengunjung melihat maket perumahan dalam pameran properti Real Estate Indonesia di Jakarta, Rabu (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penurunan daya beli di masyarakat ternyata tidak hanya berpengaruh terhadap sektor ritel. Sektor properti terutama perumahan komersil pun, ikut terkena dampak melemahnya daya beli masyarakat.

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengatakan, imbas penurunan daya beli berdampak ke segala sektor. Menurut dia, dampak penurunan daya beli terhadap bisnis perumahan komersil sangat besar.

''Ini terjun bebas pasar perumahan, kecuali perumahan subsidi,'' ucap Eddy, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/7).

Penurunan daya beli ini, lanjutnya, membuat penjualan rumah komersil anjlok 75 persen. Menurut dia, saat ini, menjual satu rumah saja sudah untung.

''Ini besar sekali. Dari sebelumnya jauh. Kalau kita bicara ril seperti itu," ucap Eddy.

Selain karena faktor penurunan daya beli, para spekulan, yang menjadi pelanggan utama pun juga masih wait and see. Mereka yang biasanya membeli apartemen satu blok, sekarang masih menunggu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement