Senin 10 Jul 2017 22:59 WIB

Bisnis Kuliner Jadi Sasaran Pendatang di Ibu Kota

Ilustrasi.
Foto: dok.Istimewa
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis kuliner menjadi salah satu sasaran para pendatang di Ibu Kota untuk meraup pundi-pundi rupiah dan bertahan hidup.

Lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, Tomy (25), di Jakarta, Senin, yang membuka usaha warung makan mengatakan telah menjalankan warungnya yang ada di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, sejak 2013.

Kepada Antara ia menuturkan mendapat omzet per hari di atas Rp 2 juta rupiah dan jumlah tersebut dapat menutup kebutuhannya dan keluarga. "Persiapan masak dari pukul 05.30 WIB, biasanya pukul 10.00 WIB sudah buka sampai pukul 22.00 WIB," kata dia.

Tantangan yang ditemuinya selama menjalankan bisnis itu adalah mencari karyawan untuk membantu memasak dan melayani pembeli. "Mencari karyawan agak susah, kadang masalahnya mencari anak, kalau dapat kadang tidak betah atau tidak bisa dan minta pulang," tutur Tomy.

Selama ini ia biasa meminta tolong untuk mencari tenaga kerja yang berasal dari Tegal, Brebes, atau Pemalang, Jawa Tengah. Beberapa orang diakui Tomy pernah beberapa kali datang untuk mendaftar bekerja, tetapi ditolaknya karena belum percaya sepenuhnya.

Sementara itu, penjual satai Muhammad Yasir (26) yang berasal dari Jawa Timur mengatakan telah berjualan satai ayam dan kambing sejak 2012 di Jalan Paseban. Sehari ia dapat menjual 300-500 tusuk satai dengan omzet sebesar Rp 300 ribu sampai Rp 700 ribu.

"Cukup kalau untuk mencukupi kebutuhan. Manusia selalu ada kekurangan, tetapi kebutuhan keluarga masih bisa tercukupi," tutur ayah satu anak itu.

Biasanya ia mulai mempersiapkan satai sejak siang dan mulai berdagang saat menjelang malam. Selain harga kacang dan daging yang naik saat menjelang hari-hari libur agama, tantangan yang dihadapinya adalah persaingan sesama penjual satai. "Tidak apa-apa rezeki masing-masing. Kalau dulu ada jaraknya masih kelihatan. Sekarang persaingan lebih sengit, ada juga penjual satai keliling," ujar Yasir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement