REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH -- Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menggelar Festival Budaya Suku Dayak "Iya Mulik Bengkan Turan" pada 23-25 Juli 2017 yang diikuti peserta dari sembilan kecamatan.
"Kegiatan budaya suku Dayak yang setiap tahun dilaksanakan diharapkan dapat menjadi sebuah kegiatan untuk menggali, memasyarakatkan, mengembangkan serta melestarikan seni budaya tradisional di daerah ini," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Barito Utara Arbaidi di Muara Teweh, Selasa.
Menurut Arbaidi, penyelenggaraan festival budaya "Iya Mulik Bengkang Turan" atau pantang menyerah sebelum berhasil ini merupakan semboyan daerah setempat dalam rangka memeriahkan HUT ke-67 kabupaten setempat tahun 2017 dengan kegiatan di arena terbuka Tiara Batara dan Lapangan Hijau Muara Teweh.
Kabupaten Barito Utara memiliki keanekaragaman suku, adat istiadat, bahasa dan budaya. Kemudian kekayaan khazanah seni budaya tradisional tersebut hendaknya dapat menjadi suatu kebanggaan dan potensi yang mendukung di dalam pembentukan etika, budaya dan moral masyarakat Barito Utara.
"Kebanggaan dan kecintaan terhadap seni budaya tradisional ini, akan memupuk dan memelihara sikap nasionalisme dan memelihara sikap nasionalisme, yang dilandasi semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai NKRI," katanya.
Kegiatan tersebut memperlombakan olahraga tradisional dan lomba kesenian antar kecamatan. Yakni tari pedalaman dan pesisir, lagu pop daerah, lagu karungut, sepak sawut, balogo, bagasing, menyumpit, mangaruhi, lomba basei kambe,dayung dan menetek menaweng.
Festival itu diikuti Kecamatan Teweh Tengah, Lahei Barat, Lahei, Teweh Selatan, Teweh Baru, Gunung Timang, Teweh Timur, Gunung Purei dan Montallat.
"Melalui festival ini dengan harapan sebagai upaya menggali atau mengembangkan dan melestarikan seni budaya tradisional suku Dayak yang dimiliki menjadi objek wisata daerah," ujar Arbaidi.