Rabu 12 Jul 2017 07:01 WIB

Melinda Gates Serukan KB Jadi Prioritas Global

Melinda Gates
Foto: AP
Melinda Gates

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kontrasepsi adalah salah satu temuan terbesar pemberantasan kemiskinan, yang dikenal dunia, kata dermawan Melinda Gates. Ia pun menyerukan keluarga berencana menjadi prioritas global.

Akses terhadap alat pengendalian kelahiran meningkatkan produktivitas ekonomi dengan memungkinkan wanita memperoleh penghasilan dan membentuk keluarga lebih kecil, sehingga lebih banyak sumber daya untuk dibelanjakan bagi kesehatan dan pendidikan anak-anak, kata Melinda, Selasa (11/7).

Yayasan Bill & Melinda Gates adalah salah satu tuan rumah konferensi tingkat tinggi internasional di London tentang keluarga berencana, tempat donor diharapkan mengumpulkan sedikit-dikitnya 2,5 miliar dolar untuk memperluas akses terhadap kontrasepsi.

"Kontrasepsi memberdayakan wanita dan wanita yang diberdayakan ... yah, mereka mengubah masyarakat," kata Melinda, kata salinan pidatonya.

Yayasan tersebut akan mengumumkan dana tambahan sebesar 375 juta dolar untuk keluarga berencana selama empat tahun ke depan. Konferensi tingkat tinggi tersebut digelar pada saat yang kritis, dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dia akan mengakhiri pendanaan bagi Badan PBB yang menangani Kependudukan (UNFPA), yang juga menangani keluarga berencana, kesehatan seksual dan reproduksi.

Pemerintah Trump juga mengembalikan kebijakan pemblokiran dana AS untuk kelompok di luar negeri yang melakukan atau menyediakan informasi tentang aborsi. Melinda mengatakan bahwa dia "sangat terganggu" dengan usulan pemotongan tersebut.

"Jika memberdayakan perempuan lebih dari sekedar retorika untuk Presiden, dia akan membuktikannya dengan mendanai keluarga berencana," kata dia menambahkan.

Melinda, yang menikah dengan pendiri Microsoft Bill Gates, mengatakan kontrasepsi tersebut memungkinkannya menyelesaikan pendidikannya, mengejar karier di bidang teknologi dan merencanakan kapan dia memiliki anak. "Keluarga saya, karier saya, dan hidup saya adalah akibat langsung dari memiliki akses terhadap kontrasepsi," katanya.

Tapi, banyak wanita di seluruh dunia hamil "terlalu muda, terlalu tua dan terlalu sering ", katanya.

"Di Malawi, semua orang yang saya temui mengatakan bahwa mereka mengenal seorang wanita yang meninggal saat hamil," katanya.

"Di India, saya duduk bersama para wanita dan bertanya apakah ada orang yang telah kehilangan seorang anak. Setiap wanita mengangkat tangannya," katanya.

Sebanyak 214 juta perempuan dan anak perempuan di negara berkembang tidak bisa mendapatkan akses terhadap kontrasepsi, kata ahli.

Memenuhi kebutuhkan bisa membantu menghindari 67 juta kehamilan yang tidak disengaja setiap tahun, sehingga mencegah kematian 76.000 wanita dari kehamilan dan persalinan terkait komplikasi. Akses universal terhadap layanan kesehatan reproduksi akan mengarah pada keuntungan ekonomi senilai lebih dari 430 miliar dolar per tahun.

"Keluarga berencana memiliki kemampuan kondisi seluruh negeri dan membantu mengentaskan orang dari kemiskinan," kata Priti Patel, Menteri Pembangunan Internasional Inggris dalam pernyataan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement