REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Prancis Di tengah maraknya aksi teror tetap menjamin keamanan dan perlindungan bagi mahasiswa Indonesia yang akan dan sedang menempuh studi di negara tersebut.
Pernyataan itu disampaikan oleh Atase Kerja Sama Universitas Kedutaan Prancis untuk Indonesia Antoine Devoucoux de Buysson di sela acara Seminar Keberangkatan Studi 2017 di The Energy Building, Jakarta, Rabu (12/7).
"Aksi teror merupakan masalah global yang tidak hanya terjadi di Prancis, tetapi juga negara lain Indonesia misalnya. Walau demikian, pemerintah kami memastikan keamanan dan perlindungan untuk seluruh penduduk, baik warga Prancis dan warga asing, termasuk mahasiswa Indonesia yang menempuh studinya di sana," kata Antoine.
Saat ini, tambahnya, penjagaan baik dari pihak militer dan kepolisian sedang ditingkatkan untuk mengantisipasi aksi teror dan serangan. Sebelumnya, Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet menyambut baik program seminar keberangkatan studi tahun ini.
"Saya berharap di tahun berikutnya akan lebih banyak mahasiswa Indonesia yang memilih melanjutkan studi ke Prancis," kata Berthonnet selepas membuka acara seminar. "Para mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Prancis sepulangnya nanti akan menjadi duta yang mengemban peran meningkatkan hubungan baik dua negara," kata Dubes Prancis tersebut.
Dalam sambutannya, Dubes Berthonnet mengatakan tiap tahun program studi yang dipilih mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi kian beragam. "Dari jenjang sarjana, master, dan doktor sejumlah program studi yang dipilih, diantaranya sastra, bahasa Prancis, Iimu politik, fisika-kimia, sosiologi, ekonomi, komunikasi, matematika, arsitektur, pariwisata, perhotelan dan restorasi, gastronomi, mode dan desain," papar Berthonnet dalam pidato sambutannya.
Hingga pertengahan tahun ini, sekitar 370 mahasiswa Indonesia siap diberangkatkan ke Prancis. "Persentasenya untuk mahasiswa sarjana ada 40 persen, master ada 43 persen, doktor tiga persen, dan lain-lain, misalnya kursus dan pelatihan ada empat persen," kata Wakil Atase Kerja Sama Universitas Kedubes Prancis Anton Hilman yang juga akan menempuh pendidikan magister politiknya di Paris tahun ini.
Meski demikian, Antoine berharap jumlah mahasiswa yang berangkat tahun ini dapat mencapai lebih dari 500 orang.
"Sekitar lebih dari 100 universitas di Prancis telah membuat kerangka kerja sama (MoU) dengan universitas di Indonesia. Kerja sama itu kian ditingkatkan sejak 2011, dan perjanjian yang sudah dibuat serta diimplementasikan telah mencapai 200 MoU," kata Antoine.