REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang pejabat senior Palestina pada Rabu (12/7) mengatakan dilanjutkannya proses perdamaian antara Palestina dan Israel mesti dilandasi atas prinsip penyelesaian dua-negara.
Kepala Perunding Palestina Saeb Erekat mengatakan itu dalam satu pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan dengan Penasehat Senior Presiden AS Donald Trump, Jason Greenblatt, di Jerusalem pada Selasa (11/7).
"Tujuan dari dilanjutkannya proses perdamaian harus dilandasi atas diakhirinya pendudukan Israel dan berdirinya satu negara merdeka," kata Erekat.
Ia juga mendesak pihak AS agar menekan Israel untuk menghentikan "merusak" pilihan penyelesaian dua-negara, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Greenblatt, Wakil Khusus AS untuk perundingan internasional, tiba di wilayah tersebut pada Senin.
Ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu, di tengah babak baru pembicaraan dengan para pemimpin Palestina dan Israel. Greenblatt terakhir kali mengunjungi wilayah itu di Juni, ketika ia tiba bersama menantu dan Penasehat Senior Trump, Jared Kushner, agar mendorong kelangsungan hidup pembicaraan perdamaian --yang telah lama mati suri tersebut.
Selama kunjungan ke Israel dan Palestina pada Mei, Trump mengatakan ia akan "mengupayakan kesepakatan akhir" antara kedua pihak. Babak terakhir pembicaraan perdamaian, yang diperantarai oleh mantan menteri luar negeri AS John Kerry, membentur kebuntuan pada April 2014, terutama gara-gara perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan dan pertikaian di dalam pemerintah persatuan Fatah-Hamas.