REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Penangkapan pria berinisial KD (26 tahun) di Kampung Pasirpeuti RT 03 RW 01 Desa Cibanteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya oleh Tim Densus 88 Mabes Polri pada Selasa (11/7) menyisakan rasa kaget bagi keluarganya. Keluarga masih tak yakin kalau anak ke-7 dari 9 bersaudara itu mempunyai keterkaitan tindakan terorisme.
Kakak KD, Cicih mengungkapkan KD dikenal sebagai sosok yang baik dan humoris. Meski KD mempunyai cacat di bagian tangan tak membuatnya lupa bercanda.
"Tidak pernah aneh-aneh. Anaknya suka bercanda makanya saya heran kok ikut-ikutan dia (AW)," katanya, kemarin.
Ia menyebut KD tak pernah berpergian jauh. KD baru bepergian jauh ke Bandung untuk berjualan bubur kacang saja disana. Tetapi semenjak menjelang bulan puasa kemarin, KD pulang ke kampung halamannya lantara mengalami sakit.
"Sempat kaget. Kenapa KD dibawa sama polisi padahal lagi sakit," ujarnya.
Dalam hal pendidikan, KD hanya lulusan MTs. Walau tak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih atas, KD mengikuti pendidikan agama Islam di ajengan sekitar rumahnya.
"Nggak SMA. Hanya Tsanawiyah saja. Paling ya ngaji di ajengan sini," ucapnya.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Mabes Polri menggeledahan dan menangkap terduga teroris berinisial KD (26) di rumahnya di Kampung Pasirpeuti RT 03 RW 01 Desa Cibanteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (11/7). KD diduga memiliki keterkaitan dengan AW, terduga teroris yang diamankan di Buah Batu Bandung beberapa waktu lalu.