REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabupaten Sumba Barat membutuhkan perbaikan infrastruktur agar lebih layak dalam mengembangkan sektor pariwisata. Selama ini fasilitas jalan beraspal, ketersediaan air bersih, dan akses listrik PLN masih belum sepenuhnya menyentuh Sumba Barat.
Kepala Bappeda Sumba Barat Aloysius Seran mengungkapkan Sumba Barat masih tertatih mengembangkan sektor pariwisatanya. Padahal eksotisme tanah Sumba amat menarik untuk dijadikan tujuan wisata. "Pantai selatan Sumba sangat menjanjikan, makanya banyak investor ingin menanamkan modalnya di sana," jelas Aloysius saat ditemui di Kementerian Pariwisata, Rabu (12/7).
Menurutnya sudah ada 12 investor yang akan menancapkan pembangunan di Sumba Barat. Empat di antaranya sudah berjalan salah satunya adalah Nihi Sumba Island. Aloysius mencontohkan, Nihi yang menyabet predikat sebagai hotel terbaik di dunia, belum dilengkapi akses jalan yang baik.
"Jalan ke sana belum beraspal, pada jam-jam tertentu tidak ada aliran listrik dari PLN sehingga hotel harus mengoperasikan generator miliknya," beber Aloysius.
Kondisi di Nihi tersebut hanyalah salah satu contoh kendala sektor pariwisata. Total sudah ada 33 investor yang melirik Sumba Barat namun mayoritas masih ragu karena infrastruktur di sana belum memadai.
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang hadir pada kesempatan yang sama mengakui, saat ini di NTT yang masih menjadi fokus pemerintah adalah Labuan Bajo. Tapi bukan berarti daerah-daerah lain tidak berhak mengecap nikmatnya pembangunan.
"Semua wilayah akan kita perjuangkan, untuk Sumba Barat silakan ajukan surat permohonan ke saya dan Kementerian PUPR nanti pasti kita tindak lanjuti," ujar Arief.