Kamis 13 Jul 2017 16:01 WIB

AS Akhirnya Kabulkan Visa Siswi Tim Robotik Afghanistan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Tim Robot Afghanistan.
Foto: First Global/Youtube
Tim Robot Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kelompok siswi Afghanistan yang bergabung dalam kompetisi robotik di Amerika Serikat (AS), akhirnya berhasil mendapatkan visa. Sebelumnya permohonan visa mereka sempat ditolak.

Presiden AS Donald Trump mendesak pihak berwenang untuk mempertimbangkan pemberian visa kepada siswi-siswi berprestasi tersebut. Larangan perjalanan AS yang berlaku untuk enam negara berpenduduk mayoritas Muslim, diketahui tidak memasukkan Afghanistan di dalam daftarnya.

Juru bicara Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS David Lapan mengatakan visa untuk siswi-siswi Afghanistan ini telah disetujui setelah Kementerian Luar Negeri AS memberikan rekomendasi. Sementara, juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan, pemberian visa itu merupakan hasil dari intervensi yang dilakukan oleh Presiden Trump.

Kompetisi yang diselenggarakan oleh organisasi nirlaba First Global akan mempertemukan banyak tim dari 164 negara. Mereka akan bersaing dalam serangkaian pertandingan robotik.

"Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah AS dan Kementerian Luar Negeri yang telah memastikan Afghanistan, dan juga Gambia, untuk dapat bergabung dengan kami dalam kompetisi internasional tahun ini," kata Presiden First Global Joe Sestak seperti dikutip BBC.

First Global mengadakan acara ini bertujuan untuk untuk mempromosikan STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika). "Sebanyak 163 tim dari 157 negara telah mendapatkan persetujuan untuk masuk AS, termasuk Iran, Sudan, dan satu tim pengungsi Suria. Saya sangat bangga," ujat Sestak.

Putri Presiden Trump, Ivanka Trump, juga turut menanggapi insiden ini melalui akun Twitter pribadinya. Ivanka mengatakan, dia berharap bisa menyambut tim Afghanistan segera di Washington.

Tim Afghanistan yang terdiri dari enam siswi SMA, ikut berpartisipasi dalam kompetisi robotik yang akan berlangsung pada 16-18 Juli mendatang. Permohonan visa para siswi untuk perjalanan satu minggu ke AS, dilaporkan telah diblokir meskipun telah melakukan dua kali wawancara.

Setelah penolakan itu, para siswi berharap mereka bisa mengikuti kompetisi melalui Skype dari kampung halaman mereka di Herat, Afghanistan barat. "Kami bukan kelompok teroris yang pergi ke Amerika untuk menakut-nakuti orang. Kami hanya ingin menunjukkan kekuatan dan keterampilan gadis Afghanistan kepada orang Amerika," kata Fatema Ghaderyan (14 tahun), salah satu siswi di tim robotik Afghanistan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement