REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kepolisian Turki menggelar operasi antiteroris di sejumlah titik di wilayah negara itu. Sebanyak 44 tersangka ditangkap dalam operasi ini.
Termasuk salah satunya adalah perencana dua serangan bom bunuh di Istanbul pada 2016. Serangan yang disebut sebagai ledakan bom kembar dilakukan di luar stadion klub sepak bola Besiktas pada 10 Desember di tahun itu.
Ledakan pertama berasal dari bom yang diletakkan di dalam mobil. Kemudian, yang kedua dibawa langsung oleh pelaku dan diledakkan. Sebanyak 44 orang tewas dan 155 lainnya terluka dalam peristiwa itu.
"Salah satu tersangka terorisme yang ditangkap dalam operasi ini diyakini adalah pengintai saat serangan di luar stadion Besiktas. Ia melompat dan melarikan diri sesaat sebelum ledakan," ujar Gubernur Istanbul Vasip Sahin dalam sebuah pernyataan, Kamis (13/7).
Tersangka lain yang ditangkap dalam operasi anti-teroris ini juga disebut terkait dengan serangan pada Juli 2016. Saat itu, ledakan terjadi di sebuah bus polisi. Sebanyak 11 orang tewas, termasuk warga sipil, dan 36 lainnya terluka.
Kelompok yang dikenal sebagai Kurdistan Freedom Hawks (TAK), cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengaku berada di balik kedua serangan tersebut. PKK termasuk dalam daftar organisasi teroris Pemerintah Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat (AS).
Selama ini, PKK melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah Turki. Dalam kurun waktu tiga dekade, pertempuran dengan kelompok yang memiliki basis utama di wilayah tenggara negara itu terjadi dan membuat lebih dari 40 ribu orang tewas.