Jumat 14 Jul 2017 05:31 WIB

Sejarah Hari Ini: Kristen Rebut Yerusalem dalam Perang Salib

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan Kristen Eropa menginvasi Yerusalem pada 14 Juli 1099 (ilustrasi).
Foto: Pinterest
Pasukan Kristen Eropa menginvasi Yerusalem pada 14 Juli 1099 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 14 Juli 1099, pasukan Kristen dari Eropa berhasil merebut Yerusalem setelah tujuh pekan mengepung dan membantai populasi Muslim dan Yahudi kota tersebut. Saat itu, pengawasan kota suci Yerusalem berpindah dari warga Mesir yang relatif toleran ke Seljuk Turki pada 1071.

Pada akhir abad ke-11, Kaisar Byzantium Alexius Comenus, yang merasa terancam oleh Seljuk Turki, meminta bantuan dari Barat. Pada 1095, Paus Urban II secara terbuka menyerukan sebuah perang salib untuk membantu orang Kristen agar mendapatkan kembali wilayah suci mereka di Yerusalem.

Tentara salib pertama sebenarnya adalah gerombolan petani Prancis dan Jerman yang tidak disiplin dan jarang mendapat hasil. Satu kelompok petani, yang dikenal dengan "Perang Salib Rakyat", berhasil mencapai Konstantinopel sebelum akhirnya dimusnahkan oleh orang-orang Turki.

Pada 1096, pasukan salib yang mengerahkan sekitar 4.000 tentara dan 25 ribu infanteri, mulai bergerak ke timur. Pasukan dipimpin oleh Raymond dari Toulouse, Godfrey dari Bouillon, Robert dari Flanders, dan Bohemond dari Otranto, tentara Kristen yang menyeberang ke Asia Kecil pada 1097.

Pada Juni, tentara salib merebut kota Nicaea yang dikuasai Turki dan kemudian mengalahkan tentara Seljuk Turki di Dorylaeum. Dari sana, mereka berbaris menuju Antiokhia, yang terletak di dekat Sungai Orontes di bawah Gunung Silpius, dan memulai pengepungan selama enam bulan.

Pada pagi hari 3 Juni 1098, Bohemond berhasil membujuk seorang pengkhianat Turki untuk membuka Gerbang Jembatan Antioch dan memerintahkan para tentara masuk dan melakukan pengepungan dalam kota. Mereka kemudian mulai membantai ribuan tentara musuh dan warga.

Pada bulan berikutnya, tentara Turki tiba untuk mencoba merebut kembali kota tersebut. Namun mereka juga berhasil dikalahkan dan benteng Antiokhia tunduk kepada orang-orang Eropa.

Setelah beristirahat dan melakukan reorganisasi selama enam bulan, tentara salib berangkat menuju tujuan akhir mereka, Yerusalem. Jumlah mereka sekarang berkurang menjadi sekitar 1.200 kavaleri dan 12 ribu tentara.

Pada 7 Juni 1099, tentara Kristen sampai di Yerusalem dan mulai membangun tiga menara pengepungan besar. Pada 13 Juli menjelang malam, pasukan Kristen itu mulai berjuang menembus tembok Yerusalem.

Pada 14 Juli, pasukan Godfrey menjadi pertama menembus pertahanan dan akhirnya Gerbang Santo Stefanus dibuka. Yerusalem berhasil dikuasai dan puluhan ribu penghuninya dibantai.

Tentara salib telah mencapai tujuan mereka, dan Yerusalem berada di tangan orang Kristen. Namun tentara Mesir mulai memasuki kota suci itu beberapa minggu kemudian untuk melakukan perlawanan dan kalah.

Dilansir dari History, kekalahan Mesir oleh orang-orang Kristen pada Agustus 1099 mengakhiri perlawanan Muslim terhadap orang-orang Eropa untuk sementara waktu. Lima negara Kristen kecil didirikan di wilayah tersebut di bawah pemerintahan para pemimpin perang salib.

Selanjutnya: Bastille Day, Tandai Dimulainya Revolusi Prancis

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement