Jumat 14 Jul 2017 18:42 WIB

Alim Ulama Deklarasikan Dibentuknya Majelis Dzikir Hubbul Wathon

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua Umum MUI KH Maruf Amin (ketiga kanan), Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj (kedua kiri), Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, KH Maimoen Zubair (kedua kanan) serta perwakilan Alim Ulama berfoto bersama usai Halaqah Nasional Alim Ulama di Jakarta, Kamis (13/7) malam.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua Umum MUI KH Maruf Amin (ketiga kanan), Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj (kedua kiri), Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, KH Maimoen Zubair (kedua kanan) serta perwakilan Alim Ulama berfoto bersama usai Halaqah Nasional Alim Ulama di Jakarta, Kamis (13/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) baru saja selesai menggelar acara Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia di Hotel Borobudur yang berlangsung pada 13-14 Juli 2017. Alim ulama dari berbagai daerah hadir dalam halaqah nasional tersebut. Kemudian mendeklarasikan dibentuknya MDHW untuk menangkal radikalisme dan menjaga persatuan serta keutuhan bangsa.

Ketua Umum MDHW KH Mustofa Aqil Siroj mengatakan, dacara Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia mendeklarasikan dibentuknya MDHW. Dijelaskan, hubbul wathan dapat diartikan mencintai tanah air dalam rangka merajut kembali dan mempersatukan elemen-elemen yang sudah berbau perpecahan.

"Yang namanya pecah sih enggak, cuma khawatir teradu domba, kita kembalikan kesadaran merek bahwa negara-negara Islam yang lain pecah karena tidak memiliki rasa hubbul wathan," kata KH Mustofa usai penutupan Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia, Jumat (14/7).

Oleh karena itu, lanjut dia, melalui MDHW akan disadarkan kembali agar semuanya memandang negara Indonesia sebagai negara milik bersama. Sehingga bersama-sama merasa perlu menjaga perdamaian di Indonesia. Hal inilah yang menjadi dasar dideklarasikan dan dibentuknya MDHW.

Di samping itu, dikatakan KH Mustofa, Presiden Joko Widodo meminta MDHW mengawali rangkaian acara hari kemerdekaan pada Agustus nanti. Jadi, MDHW akan melaksanakan kegiatan zikir nasional di Istana Negara pada 1 Agustus 2017. "MDHW bukan hanya melaksanakan zikir bersama, MDHW juga akan membuka dialog-dialog kebangsaan dengan semua elemen-elemen yang ada," jelasnya.

Peserta Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia hari ini mulai kembali ke daerahnya masing-masing. KH Musthofa yang juga Rais Syuriyah PBNU menyampaikan, sementara ini mereka belum diamanatkan secara khusus untuk melaksanakan agenda MDHW. Mereka menunggu aksi dari pengurus pusat. Sebab, pengurus MDHW belum terbentuk sampai ke daerah-daerah.

Dia menyebut, hari ini baru launching dan deklarasi MDHW. Setelah itu akan melakukan pembentukan pengurus di daerah-daerah. Tujuannya agar bisa merekrut semua elemen dan pihak agar berangkat dari zikir demi kebangsaan. "Sebab tampaknya radikalis sudah (sampai) ke daerah-daerah sekarang itu," ujarnya.

Ia mengungkapkan, setelah terbentuknya kepengurusan MDHW sampai ke daerah-daerah. Diharapkan MDHW dapat menyadarkan seluruh bangsa tentang hubbul wathan yang artinya mempunyai kecintaan kepada bangsa dan negara. Misi khusus MDHW menangkal radikalisme, menjaga Pancasila dan NKRI.

"Menyadarkan bahwa bangsa ini milik kita, negara ini milik kita, kita wajib mengamankannya. Membuat negara ini aman, kondusif, damai," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden RI Joko Widodo menjadi Dewan Pembina MDHW. KH Ma'ruf Amin menjadi Dewan Penasihat MDHW. Halaqah Nasional Alim Ulama yang baru saja selesai digelar diharapkan dapat menjadi sarana awal bagi para ulama dan kiai untuk kembali menegaskan bahwa mencintai tanah air sebagai bagian dari iman. Seperti yang pernah digaungkan KH Hasyim Asy'ari dalam revolusi jihadnya.

Fuji EP

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement