Jumat 14 Jul 2017 20:21 WIB

Majelis Dzikir Hubbul Wathon Jembatani Ulama dan Umara

Rep: FUJI EKA/ Red: Agung Sasongko
 Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua Umum MUI KH Maruf Amin (ketiga kanan), Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj (kedua kiri), Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, KH Maimoen Zubair (kedua kanan) serta perwakilan Alim Ulama berfoto bersama usai Halaqah Nasional Alim Ulama di Jakarta, Kamis (13/7) malam.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua Umum MUI KH Maruf Amin (ketiga kanan), Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj (kedua kiri), Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, KH Maimoen Zubair (kedua kanan) serta perwakilan Alim Ulama berfoto bersama usai Halaqah Nasional Alim Ulama di Jakarta, Kamis (13/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) baru saja selesai menggelar acara Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia untuk meneguhkan kembali semangat mencintai tanah air. MDHW juga akan menjadi jembatan antara masyarakat dan umara. Sehingga dapat menemukan solusi untuk masalah-masalah yang sedang dihadapi bangsa.

"(MDHW) menjadi jembatan masyarakat dengan umara, karena (untuk) mencari solusi terbaik, saya yakin akan menjadi poin utama kerja-kerja kami," kata Sekretaris Jendral Pimpinan Nasional MDHW, Hery Haryanto Azumy kepada Republika.co.id usai ditutupnya Halaqah Nasional Alim Ulama, Jumat (14/7).

Ia mengatakan, KH Ma'ruf Amin sudah mendeklarasikan diresmikannya MDHW saat pembukaan Halaqah Nasional Alim Ulama. Dibentuknya MDHW berangkat dari ide KH Ma'ruf untuk menjembatani masyarakat dengan umara. Sebab, sekarang bangsa Indonesia sedang menghadapi kebuntuan komunikasi.

"Antara kelompok tidak nyambung, kalau berkomunikasi kadang-kadang tidak dalam satu isu yang sama, satu level yang sama, sehingga tidak saling nyambung. Ini dalam pandangan majelis dzikir ini sangat berbahaya," ujarnya.

Ia menegaskan, jadi harus ada media yang menjembatani. Sehingga dicari medium apa yang mungkin menjadi daya perekat semua kelompok, kelompok mana pun tanpa terkecuali. Karena di MDHW ada gerakan spiritual, maka orang-orang yang berbicara tentang gerakan spiritual, penguatan hati dan ruhani akan bertemu di sana.

"Karena itu MDHW mencari pembimbing-pembimbing, orang-orang yang memiliki drajat spiritual dan kemampuan yang diyakini bisa menjadi pembimbing," ungkapnya.

Ia menjelaskan, MDHW mempunyai dewan yang diisi oleh kiai-kiai sepuh. Diisi oleh kiai yang dianggap bisa membimbing umat. Lanjut Hery, setelah MDHW deklarasikan dan dibentuk, langkah selanjutnya akan memulai silaturrahim dengan berbagai pihak.

MDHW juga mempunyai program, di antaranya melaksanakan halaqah artinya akan ada dialog dan pertukaran pemikiran. Program lainnya, akan ada istighosah. Artinya mengajak umat untuk bersama-sama berdoa."Jadi elitnya kita ajak diskusi, tukar pikiran, berembuk tentang solusi kebangsaan, dengan istighosah akan ada kebersamaan," jelasnya.

Disamping itu, lanjut dia, MDHW akan melakukan gerakan sosial. Sebab, pihaknya berpandangan ada problem kebangsaan yang harus diselesaikan secara langsung di tengah masyarakat. Gerakan sosial tersebut bisa dalam bentuk bantuan-bantuan dan bentuk lain.Ia menegaskan, tapi yang penting dari itu semua adalah gerakan pemberdayaan ekonomi umat.

Ekonomi menjadi probematika umat yang terpenting saat ini. Kedepannya akan ada program MDHW untuk mengangkat ekonomi umat. Tujuan utama MDHW adalah pembangunan lahir, batin, mental, spiritual dan fisik sehingga bisa sukses dunia akhirat."Karena kita tak bisa bicara hanya masalah spiritual saja. Supaya pembangunan rohani dan fisik juga terpenuhi," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement