Sabtu 15 Jul 2017 11:00 WIB

Dubes Turki: Cegah Kudeta dengan Perkuat Demokrasi

Red: Bilal Ramadhan
Sebuah plang bertuliskan 'Pemakaman Para Pengkhianat' terlihat di depan makam tanpa nisan di timur Istanbul, Rabu, 27 Juli 2016. Turki membangun pemakaman khusus bagi mereka yang terlibat kudeta.
Foto: AP Photo/Bram Janssen
Sebuah plang bertuliskan 'Pemakaman Para Pengkhianat' terlihat di depan makam tanpa nisan di timur Istanbul, Rabu, 27 Juli 2016. Turki membangun pemakaman khusus bagi mereka yang terlibat kudeta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Turki untuk Indonesia Sander Gubruz mengatakan pemerintahnya akan mencegah aksi kudeta dengan memperkuat demokrasi di negaranya.

"Kami berkomitmen untuk memperkuat demokrasi, karena kami tahu hanya inilah cara untuk melawan terorisme," ujar Dubes Gubruz dalam konferensi pers memperingati aksi kudeta 15 Juli di Jakarta, Jumat (14/7).

Ia menjelaskan, aksi kudeta yang diotaki Fetullah Gulen itu dinilai sebagai aksi terorisme karena selain menyasar personel pemerintahan dan kepala negara, juga turut menyerang warga sipil yang melakukan gerakan perlawanan kudeta.

Dalam peristiwa yang terjadi 15 Juli 2016 itu, sebanyak lebih dari 200 orang tewas termasuk warga sipil dan personel keamanan, dan lebih dari 2.000 orang mengalami luka ringan hingga berat. "Dalam upaya ini, kami juga akan tetap berhati-hati mengingat harus menjaga keseimbangan berdemokrasi, yaitu antara kebebasan dan keamanan," pungkas Gubruz.