REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat tinggi Amerika Serikat mengatakan pada Kamis bahwa Rusia bersedia menempatkan pemantau untuk mencegah pelanggaran gencatan senjata di bagian baratdaya Suriah oleh pasukan pemerintah Suriah.
Brett McGurk, utusan khusus AS untuk persekutuan melawan kelompok ISIS, mengatakan bahwa Amerika Serikat "sangat mendorong" upaya mencapai kemajuan, sejak gencatan senjata yang digagas oleh Amerika Serikat, Rusia dan Yordania diberlakukan pada Ahad.
"Rusia telah menjelaskan bahwa mereka sangat serius terhadap permasalahan ini dan bersedia untuk menempatkan beberapa orang dari pihak mereka, untuk membantu memantau rezim," kata McGurk kepada wartawan. "Mereka tidak ingin rezim berkuasa melanggar gencatan senjata," tambahnya.
Rusia adalah pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan kekuatan udara Rusia serta petempur dukungan Iran telah membantu rezim, membuat sebagian besar pemberontak Sunni berada pada kedudukan yang kurang menguntungkan selama setahun belakangan.
Beragam kelompok pemberontak yang melawan Bashar sejak 2011, meliputi unsur petempur dan kelompok lainnya yang didukung oleh AS, Turki dan kerajaan Teluk. "Kesepakatan penurunan ketegangan untuk Suriah barat daya itu diumumkan setelah pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jerman pada Jumat pekan lalu.
Trump dalam sebuah pertemuan pers di Paris pada Kamis, mengatakan bahwa saat ini sedang dalam proses untuk menegosiasikan gencatan senjata di wilayah kedua Suriah.
"Saya pikir presiden mengacu pada hal yang sangat bermanfaat ketika melakukan pembicaraan dengan pihak Rusia, dalam membangun kesepakatan barat daya," kata McGurk saat ditanya tentang ucapan Turmp.
"Amerika Serikat sangat mendukung pembicaraan dari militer-ke-militer telah dilakukan dengan pihak Rusia mengenai pengaturan peredaan perselisihan dalam beberapa minggu belakangan, dan sangat ingin mewujudkan upaya gencatan senjata di daerah lainnya, katanya.
McGurk mengatakan bahwa Amerika Serikat, Rusia dan Yordania telah melakukan pembicaraan mendalam untuk menyepakati garis pembatas sebagai dasar gencatan senjata di wilayah barat daya, dan saat ini tengah mempertimbangkan dimana pemantau akan ditempatkan.
"Pembicaraan itu terus berlanjut, dan saya berharap dapat selesai pada minggu depan," katanya.
Sebelumnya pada Kamis, dalam sebuah pertemuan gabungan anti- IS di Washington, McGurk mengatakan bahwa AS telah menjanjikan tambahan dana senilai 119 juta dolar AS untuk bantuan kemanusiaan di Irak, setelah berhasil merebut kembali Mosul dari kelompok ISIS pada bulan ini.
Dia mendesak upaya dan dana untuk menstabilkan wilayah Irak dan Suriah, dimana pasukan sekutu telah berhasil mengalahkan petempur. "Kami telah menemukan 100 lokasi stabilisasi kritis di dan sekitar Mosul, yang akan menjadi fokus utama untuk pembangunan kembali dan perbaikan," kata McGurk pada pertemuan Kamis itu.
Pasukan Irak bentrok dengan petempur kelompok IS yang bertahan di Kota Tua Mosul pada Rabu, lebih dari 36 jam setelah Baghdad mengumumkan kemenangan atas para pegaris keras tersebut. Pengumuman kemenangan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, mengisyaratkan kekalahan terbesar bagi kelompok pemberontak itu, sejak mereka merebut kota tersebut tiga tahun lalu.