Sabtu 15 Jul 2017 18:37 WIB

Trump: Kita akan Miliki Hubungan Baik dengan Qatar

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan. AS akan tetap menjalin hubungan baik dengan Qatar. AS, kata dia, juga tidak akan memindahkan pangkalan militernya di Doha kendati negara tersebut tengah diblokade oleh beberapa negara Teluk.

"Kami akan memiliki hubungan baik dengan Qatar dan tidak akan memiliki masalah dengan pangkalan militer (AS di Doha)," kata Trump seperti dilaporkan laman Aljazirah, Sabtu (15/7).

Qatar memang menjadi tuan rumah bagi pangkalan udara Al-Udeid yang memegang markas besar komando pusat dan menampung sekitar 10 ribu tentara AS. Kendati Paman Sam, misalnya, harus hengkang dari Qatar, Trump mengklaim akan ada banyak negara yang bersedia menyediakan pangkalan militer bagi AS.

"Jika kita harus pergi (dari Qatar), kita akan memiliki 10 negara yang bersedia membangunkan kita pangkalan militer lainnya. Dan mereka akan membayarnya," ujar Trump.

Kendati demikian, terkait krisis yang terjadi di Teluk, Trump, dalam serangkaian cicitannya di Twitter, tampaknya mendukung blokade dan embargo terhadap Qatar. Hal ini karena AS telah berkomitmen untuk menghentikan dan memutus segala bentuk pendanaan untuk kelompok teroris.

Hal tersebut ia tegaskan ketika menghadiri KTT Arab-Islam-Amerika di Riyadh, Arab Saudi, pada Mei lalu. "Saya membuat pidato di Arab Saudi. Saya mengatakan bahwa kita harus meghentikan pendanaan terorisme dan mereka (Qatar) dikenal sebagai penyandang dana terorisme. Kami tidak dapat memiliki negara kaya yang mendanai terorisme," kata Trump.

Namun, berdasarkan keterangan yang dirilis Gedung Putih, Trump, pada Kamis (13/7), telah menjalin komunikasi dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Keduanya mendiskusikan upaya penyelesaian krisis di Teluk.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson juga telah mengunjungi negara-negara yang terlibat polemik di Teluk. Termasuk mengunjungi Kuwait selaku mediator dalam masalah krisis Teluk.

Ketika mengunjungi Qatar, Tillerson bahkan membuat kesepakatan atau nota kesepahaman tentang pendanaan antiteror. Saat penandatanganan nota kesepahaman tersebut, Tillerson memuji Qatar atas usahanya melacak dan menonaktifkan sumber pendanaan kelompok teroris.

Baca juga, Empat Negara Ini Putuskan Hubungan dengan Qatar, Mengapa?

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement