REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan kawasan wisata bunga amarilis di Kecamatan Patuk untuk meningkatkan kunjungan wisata.
"Saat ini, bunga amarilis sedang mekar. Semoga bisa menjadi salah satu alternatif wisata di Gunung Kidul," kata Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Ahad (16/7).
Ia mengatakan pemkab mengapresiasi langkah warga untuk melestarikan bunga yang awalnya merupakan gulma ini. "Luar biasa warga mau dan mampu melestarikan bunga amarilis secara swadaya," katanya.
Selain dilestarikan swadaya, pemkab melalui Kecamatan Patuk menanam bunga amarilis di wilayah Salam. Selain itu, dia berharap setiap warga di Patuk bisa menanam bunga tersebut. Kalau terealisasi, diharapkan keberadaan bunga amarilis di Patuk bisa menjadi daya tarik buat wisatawan berkunjung.
Pemkab Gunung Kidul, lanjut Badingah akan terus berupaya melestarikan dengan bekerja sama dnegan perguruan tinggi dan pemerintah provinsi hingga pusat sebab diharapkan mampu mengubah paradigma Gunung Kidul tandus menjadi sejuk dan indah.
Juga bisa menambah pendapatan warga setempat, dengan cara menjual bunga amarilis. "Kalau ada wisatawan juga bisa buka jasa parkir," katanya.
Sementara pemilik tanam bunga amarilis Sukadi (46) menerangkan tamanan bunga amarilis ditanam di lahan seluas 3.000 meter persegi di lahan pekarangan miliknya ditanam 500 ribu umbi amarilis. "Setiap umbinya tumbuh dua sampai tiga tangkai bunga," katanya.
Selain untuk wisata, pihaknya menjual ke warga yang lewat satu tangkai Rp 3.000, untuk satu wadah isi 3 tangkai dengan harga Rp 7.000. Beberapa waktu lalu pernah ada yang membeli hingga 5.000 bibit. "Belum lama ini istri mantan Wapres Budiono ke sini untuk melihat dan membeli bibit," katanya.
Untuk mengurangi kerusakan seperti 2015 lalu, pihaknya sudah membuat jalur bagi pengunjung sehingga diharapkan tak lagi menginjak bunga. "Tahun ini Juli sudah berbunga tetapi tidak semuanya, biasanya berbunga akhir November hingga pertengahan Desember," katanya.