Senin 17 Jul 2017 08:39 WIB

Pangdam Pattimura Mediasi Pembangun Masjid di Maluku Tengah

Mayjen TNI Doni Monardo (tengah)
Foto: dok. Pendam Patimura
Mayjen TNI Doni Monardo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Al Ikhlas Baiti Jamak Islamiyah di Dusun Ume Kau, Desa Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah. Pelaksanaan pembangunan masjid yang diperkirakan memakan waktu sampai satu tahun itu mengadopsi bentuk Baileo Rumah Adat Maluku.

"Jika lahannya memungkinkan, nantinya juga akan dibangun panti asuhan," kata Doni.

Dalam acara yang berlangsung pada Minggu (16/7), penanggung jawab pembangunan Masjid Al Ikhlas Baiti Jamak Islamiyah, Ir. Ari Permadi mengatakan, masjid itu dibangun atas tanah berukuran 1.200 meter persegi yang merupakan tanah wakaf dari ahli waris almarhum Mustafa Kotta, dan masjid ke 15 yang dibangun oleh Jam'iyyatul Islamiyah.

Pejabat Raja Desa Tulehu, Alibaba Tawainella menyampaikan, apresiasi dan ucapan terima kasih kepada pembina Jam'iyyatul Islamiyah yang telah memilih desa Tulehu untuk membangun masjid itu. Desa Tulehu, menurut dia, selain dikenal sebagai Negeri Sepakbola Maluku juga merupakan penghasil Qori dan Qoriah.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pangdam Pattimura sebagai penjembatan dalam pembangunan masjid ini," kata Alibaba.

Dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekda Provinsi Maluku, Hamin Bin Tahir, Gubernur Maluku Said Assagaff menyatakan peletakan batu pertama merupakan salah satu budaya Islam, sebagai tanda bahwa masjid akan mulai dibangun. "Saya yakin peletakan batu pertama ini merupakan manifestasi dari iman dan takwa kita kepada Allah SWT," katanya.

Menurut gubernur, masjid merupakan tempat pelaksanaan ibadah yang juga mempunyai fungsi sosial lain sebagai pusat pemerintahan, pusat persaudaraan, pusat pendidikan dan pusat ekonomi serta fungsi-fungsi strategis lainnya.

"Saya mengajak semua pengurus Jamiiyyatul Islamiyah dan Masyarakat Desa Tulehu untuk nantinya dapat memanfaatkan masjid ini sebagai tempat ibadah, pembinaan umat dan pusat peradaban Islam," katanya.

Ia menyatakan hal itu penting karena masih banyak masalah yang berkaitan dengan moral umat dan bangsa ini yang sangat memperihatinkan, tidak terkecuali di Maluku, yakni narkoba, ancaman terorisme atas agama, kekerasan baik di ruang publik atau privat, polaritas umat melalui ujaran-ujaran kebencian dan fitnah memalui media sosial, perkelahian antarkampung/negeri, hingga kerusakan lingkungan.

"Maka, sejatinya masjidlah yang harus menjadi fokus pembinaan dan kajian," katanya.

Selesai penyerahan tanah wakaf secara simbolis dari ahli waris Almarhum Mustafa Kotta kepada Ketua Umum DPP Jamiiyyatul Islamiyah, Prof. Dr Imam Suprayogo dan Ketua DPD Jam'iyyatul Islamiyah Maluku Dr. Abidin Wakano, acara dilanjutkan dengan penyerahan plakat dari pembina DPP Jamiiyyatul Islamiyah kepada Pangdam, Sekda dan Pejabat Desa Tulehu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement