Senin 17 Jul 2017 12:36 WIB

Bank Investasi Qatar Tunda Beri Pinjaman ke Sektor Properti

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Warga Qatar yang panik berbelanja stok makanan di sebuah supermarket di Doha pascapemutusan hubungan diplomatik dengan lima negara Arab.
Foto: AP
Warga Qatar yang panik berbelanja stok makanan di sebuah supermarket di Doha pascapemutusan hubungan diplomatik dengan lima negara Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Pembiayaan ulang pinjaman senilai satu miliar dolar AS dari Doha Festival City yang merupakan sebuah kompleks perhotelan dan ritel di Qatar ditunda. Kepastian penundaan tanpa batas waktu itu tersebut terjadi karena krisis diplomatik di Qatar yang menyebabkan terhalangnya bank regional melakukan bisnis.

Padahal, pembiayaan ulang pinjaman yang dikoordinasikan oleh bank investasi Doha Qinvest, dipasarkan awal tahun ini ke Qatar, termasuk juga institusi di Uni Emirat Arab. Bahkan jumlahnya lebih besar dari pinjaman awalnya sekitar 1,2 miliar dolar AS.

Hanya saja, setelah Arab Saudi, UEA, Mesir, dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dan transportasi dengan Qatar pada 5 Juni 2017 menyebabkan dampak negatif. Kesepakatan pembiayaan ulang peminjaman itu menjadi ditunda.

Dua bankir Qatari yang terlibat dalam kesepakatan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa krisis diplomatik adalah alasan utama kesepakatan itu ditunda. Hal itu terjadi karena mengurangi keinginan bank untuk melakukan transaksi. Selain itu, bank yang bukan berasal dari Watar tidak akan berpartisipasi.

“Awalnya, pembiayaan ulang pinjaman itu termasuk beberapa pemberi pinjaman asli ditambah bank-bank besar dari UAE,” kata bankir tersebut seperti dikutip dari Reuters, Senin (17/7). Lalu saat ini, kespakata tersebut tidak akan jelan akan terjadi atau tidak.

Bankir lain mengatakan bank Qatar melihat pembiayaan ulang pinjaman ketika suku bunga pasar lebih rendah. Hanya saja diketahui mereka tidak lagi tertarik pada hal itu setelah kisruh politik di Qatar terjadi.

“Sekarang ini jelas bukan prioritas. Bank dan pemegang saham mereka, harus memikirkan hal lain,” tutur bankir tersebut. Bank-bank sentral yang memboikot negara-negara tersebut telah berhenti secara eksplisit meminta bank komersial di bawah yurisdiksinya untuk menghentikan pinjaman ke Qatar.

Doha Festival City yang mencakup toko terbesar di dunia dengan nama merek peritel Prancis Monoprix, dimiliki dan dikembangkan oleh Bawabat Al-Shamal Real Estate Co. Selain itu juga dikembangkan oleh Al-Futtaim Real Estate Services Dubai, Qatar Islamic Bank, Aqar Real Estate Investment Co, dan investor Qatar pribadi.

Pusat perbelanjaan Doha Festival City dibuka pada April lalu. Pemilik mall dan hotel di Qatar telah menyatakan keprihatinannya tentang basis pelanggan yang semakin berkurang setelah badan pemerintah menembaki ribuan ekspatriat dalam beberapa tahun terakhir di tengah penurunan harga minyak dan gas global.

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement