Senin 17 Jul 2017 17:04 WIB

Siswa Demo Ruang Kelas SMAN 30 Garut Rusak

Rep: RIZKY SURYARANDIKA/ Red: Ilham Tirta
Gedung sekolah rusak (ilustrasi).
Foto: Antara
Gedung sekolah rusak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kegiatan belajar mengajar di SMAN 30 Kabupaten Garut, Kecamatan Cihurip mengalami gangguan. Angin puting beliung yang melanda sekolah pada April lalu merusak tiga ruang kelas. Belum ada tanda-tanda bahwa pemerintah daerah maupun provinsi akan melakukan perbaikan.

Para murid pun mengadakan aksi unjuk rasa. Salah seorang guru SMAN 30 Garut, Deni Sahay mengatakan, aksi unjuk rasa wajar saja mengingat murid perlu fasilitas layak untuk belajar. Ia merasa pemerintah cenderung lambat merespon permintaan perbaikan sekolah.

"Aksi unjuk rasa sebagai aksi keprihatinan. Para siswa sudah kesal karena lambatnya respon pascaambruknya bangunan sekolah. Sekarang ada 49 siswa baru di sini. Kalau total siswa ada 105. Tentunya membuat siswa tak nyaman," katanya, Senin (17/7).

Ia berharap pemerintah memberikan perhatian yang serius, bukan sekedar janji belaka. Sebab, ia menyebut Pemprov Jawa Barat dan perwakilan Kemendikbud sebenarnya telah mengunjungi dan melihat langsung lokasi sekolah yang rusak. Ketika itu, pemerintah berjanji ruang kelas bisa digunakan kembali ketika tahun ajaran baru.

"Tapi buktinya sampai sekarang belum ada kepastian. Katanya tiga bulan setelah kelas rusak mau diperbaiki, tapi sampai hari pertama masuk sekolah siswa masih belajar di tenda" katanya.

Sampai sekarang, pihak sekolah pun kebingungan guna menempatkan para siswa ketika akan belajar. Alhasil, pihak sekolah hanya akan melaksanalan aktivitas belajar mengajar dengan ruang seadanya. "Paling nanti dibagi ada yang di tenda dan di ruang guru. Di tenda juga akan disekat. Jadi satu tenda itu untuk dua kelas," katanya.

Guru lainnya, Hera Heryanti, ikut mengeluhkan belum diperbaikinya ruang kelas yang rusak. Di hari pertama sekolah ini, ia merasa murid baru akan mengalami serangan psikis karena bersekolah di tenda. Ia juga merasa was-was khawatir tenda roboh jika hujan lebat turun.

"Kalau panas ya panas, tenda juga rawan tak sekokoh seperti waktu pertama kali berdiri, jangan-jangan kalau hujan gede bisa roboh," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement