Senin 17 Jul 2017 23:16 WIB

Kapal Pengangkut Satu Ton Sabu Lewati Barat Sumatra

Polisi menjaga kapal Wanderlust berbendera Sierra Leone di Pelabuhan Bea dan Cukai Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau, Senin (17/7).
Foto: Antara/M N Kanwa
Polisi menjaga kapal Wanderlust berbendera Sierra Leone di Pelabuhan Bea dan Cukai Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau, Senin (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan mengatakan kapal pengangkut 1,020 ton sabu asal Taiwan masuk ke Indonesia melalui perairan Barat Sumatra yang relatif lebih sepi dibandingkan perairan Timur Sumatera.

"Kapal diketahui berangkat pada 17 Juni dari pelabuhan di Taiwan. Kapal melalui jalur barat Pulau Sumatera yang lebih sepi dari patroli dan laut bebas," kata Kapolda di Dermaga Bea Cukai di Tanjunguncang, Batam, Senin sore.

Hal tersebut disampaikan Iriawan saat ekpos di Batam bersama Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setio Wasisto, Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian, Danlantamal IV, dan Kepala BC Batam.

"Kapal tersebut sebelum sampai ke Indonesia juga melalui Johor, Singapura, dan kawasan perairan Thailand sebelum masuk perairan barat Pulau Sumatra," kata Iriawan.

Kapolda Metro Jaya mengatakan sesuai hasil pemeriksaan tersangka yang ditangkap bekas Hotel Mandailika di Anyer, Serang Banten, kapal berhenti sekitar pulau Sangiang, Selat Sunda. "Sabu tersebut kemudian dipindahkan menggunakan perahu karet kecil menuju Anyer atau Hotel," kata Iriawan.

Setelah itu, kapal hendak kembali ke Taiwan melalui jalur timur Pulau Sumatra karena sudah tidak membawa sabu.

"Kapal ke arah utara menuju Bangka, dan wilayah Kepri hingga tertangkap di Berakit Pulau Bintan. Kapal sempat hilang dari radar di Bangka, namun akhirnya bisa tertangkap sebelum keluar wilayah Indonesia," kata dia.

Penangkapan tersebut, kata dia, berkat kerjasama berbagai pihak seperti Kepolisian, Lantamal IV, BC, BIN, yang akhirnya dibawa ke Tanjunguncang, Batam. "Ini berkat koordinasi semua pihak sehingga berhasil dilacak dan ditangkap dengan lima orang di dalamnya. Kami juga koordinasi dengan Polisi Taiwan untuk memastikan kapal dan awak yang tertangkap," kata Iriawan.

Selanjutnya, kata dia, pihaknya masih akan terus mengembangkan kasus tersebut untuk mengungkap jaringan yang memasok 1,020 ton sabu. "Kami masih kembangkan bekerja sama dengan Polisi Taiwan dan China. Karena ini dikendalikan dari Cina," kata dia.

Seperti diketahui pada 13 Juli, tim gabungan kepolisian berhasil gagalkan upaya penyelundupan 1,020 ton sabu melalui pantai Anyer Banten. Seorang pelaku ditembak mati dan tiga berhasil ditangkap.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement