REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua DPR Setya Novanto memimpin rapat di kediamannya setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan penetapan tersangka dirinya terkait kasus dugaan korupsi KTP-el.
Politisi Partai Golkar, Nusron Wahid turut menghadiri rapat Partai Golkar yang diselenggarakan di sana. Menurut Nusron, dalam rapat tersebut, tokoh-tokoh Golkar belum membahas langkah-langkah lebih jauh terkait penetapan tersangka Setnov.
"Kita belum memikirkan langkah-langkah lebih jauh, tapi kita memperbincangkan dulu tentang soliditas internal partai politik dalam rangka melanjutkan agend-agenda politik," ujar Nusron setelah keluar dari Rumah Setnov di Jalan Wijaya VIII, Jakarta Selatan, Senin (17/7) malam.
Menurut Setnov, Partai Golkar hanya ingin memastikan bahwa agenda-agenda politik seperti halnya persiapan Pilkada dan sebagainya tetap sesuai dengan rencana.
"Yang jelas kita memastikan bahwa agenda-agenda politik seperti persiapan Pilkada yang kami tangani masih solid sesuai dengan kondisi dan waktu yang ditentukan. Itu saja yang kita bahas," ucap Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I dari DPP Golkar tersebut.
Ia menambahkan kekuatan Golkar berada pada siatem dan tidak tergantung dengan satu atau dua orang saja. Karena itu, pihaknya akan tetap menghadapi penetapan KPK tersebut.
"Golkar ini kekuatannya ada di sistem. Tidak tergantung pada satu atau dua orang. Karena itu, Insyaallah badai ini akan kita hadapi dengan baik, kita lalui dengan baik tanpa ada riak-riak yang berarti, dengan tetap menjujung tinggi asas praduga tidak bersalah dan menjunjung tinggi asas-asas kemanusiaan," kata Nusron.