REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan akan mengunjungi Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar pada 23-24 Juli mendatang. Agenda ini akan dimanfaatkan Turki untuk mencari solusi guna mengakhiri ketegangan dan krisis di kawasan Teluk Arab.
Seperti dilaporkan laman Middle East Monitor, Erdogan telah menjadi sekutu setia Qatar dalam menghadapi perselisihan dan blokade oleh beberapa negara Teluk. Sejak diberlakukannya blokade dan pemutusan hubungan diplomatik, Turki telah mengirim 197 pesawat kargo, 16 truk, dan satu kapal ke Qatar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rakyatnya.
Erdogan juga mengkritik daftar tuntutan yang diajukan oleh negara-negara Teluk terhadap Qatar. "Kami menganggap tuntutan itu bertentangan dengan hukum internasional. Ini adalah pelanggaran hak kedaulatan Qatar," ujar Erdogan pada akhir Juni lalu.
Pada 5 Juni lalu, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memblokade seluruh akses dari dan menuju negara tersebut. Hal itu dilakukan karena keempat negara menuduh Qatar menjadi pendukung dan penyokong kelompok ekstremis dan teroris di Teluk. Tuduhan tersebut segera dibantah oleh Doha.
Belakangan negara-negara Teluk mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar. Tuntutan tersebut harus dipenuhi bila Qatar ingin terbebas dari blokade dan embargo.
Namun Qatar telah menyatakan poin-poin dalam tuntutan tersebut tidak realistis dan mustahil dipenuhi. Qatar bahkan menyatakan tuntutan itu merupakan intervensi terhadap kedaulatannya.
Adapun tuntutan tersebut antara lain meminta Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menghentikan pendanaan terhadap kelompok teroris, dan menutup media penyiaran Aljazirah.
Baca juga, Erdogan Ikut Mediasi Konflik Qatar dan Saudi.