Selasa 18 Jul 2017 17:31 WIB

Utang Luar Negeri Jangka Pendek Naik Lebih dari 10 Persen

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Utang/ilustrasi
Foto: johndillon.ie
Utang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat peningkatan jumlah utang luar negeri terutama jangka pendek. Namun, utang tersebut dinilai masih dalam rasio aman.

Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo menjelaskan, meskipun utang luar negeri pemerintah mengalami peningkatan, tetapi secara rasio menunjukkan bahwa total utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih dalam kondisi yang aman.

"Secara rasio, total ULN terhadap PDB masih aman. Di negara lain diharapkan ULN terhadap PDB tidak lebih dari 60 persen. Tapi sekarang rasionya ada di kisaran 28-29 persen," ujar Agus DW Martowardojo di Jakarta, Selasa (18/7).

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2017 tumbuh 5,5 persen year on year (yoy) atau sebesar 333,6 miliar dolar AS.  Berdasarkan data BI, ULN pemerintah pada Mei 2017 tercatat 168,4 miliar dolar AS atau tumbuh 11,8 persen (yoy), lebih tinggi dari 9,2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Sedangkan ULN sektor swasta tercatat sebesar 165,2 miliar atau turun 0,1 persen yoy.

Berdasarkan jangka waktu asal, baik ULN jangka panjang maupun ULN jangka pendek mengalami peningkatan pertumbuhan. ULN berjangka panjang tumbuh 4,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan April 2017 yang sebesar 1,4 persen (yoy), sedangkan ULN berjangka pendek tumbuh 13,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan April 2017 sebesar 12,4 persen (yoy).

Posisi ULN berjangka panjang tercatat sebesar 289,2 miliar dolar AS (86,7 persen dari total ULN), terdiri dari ULN sektor publik sebesar 165,1 miliar dolar AS (57,1 persen dari total ULN jangka panjang) dan ULN sektor swasta sebesar 124,1 miliar dolar AS (42,9 persen dari total ULN jangka panjang).

Sementara itu, posisi ULN berjangka pendek tercatat 44,4 miliar dolar AS (13,3 persen dari total ULN), terdiri dari ULN sektor swasta sebesar 41,1 miliar dolar AS (92,6 persen dari total ULN jangka pendek) dan ULN sektor publik sebesar 3,3 miliar dolar AS (7,4 persen dari total ULN jangka pendek). ​​

Untuk menjaga agar ULN tidak tumbuh tinggi, kata Agus, tentu harus mengupayakan apabila ada penarikan utang, maka harus dengan jangka waktu yang cukup dan manajemen yang baik. Dalam statistik utang luar negeri Bank Indonesia dirinci, ULN pemerintah atau sektor publik memiliki komposisi sebesar 50,5 persen dari total ULN. Pada bulan Mei 2017, ULN pemerintah tumbuh 11,8 persen yoy lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuy sebesar 9,2 persen.

Sementara itu, ULN sektor swasta yang memiliki komposisi 49,5 persen turun 0,1 persen, atau lebih kecil dibandingkan dengan penurunan pada April 2017 yang sebesar 3,2 persen (yoy).  Menurunnya ULN swasta tersebut disebabkan oleh ULN lembaga keuangan (Bank maupun Lembaga Keuangan Bukan Bank/LKBB) sementara ULN swasta non keuangan (Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan/PBLK) meningkat. ​​

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement