Selasa 18 Jul 2017 19:41 WIB

Seragamnya Dianggap Mirip TNI, Ini Jawaban Partai Nasdem

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah) disaksikan Gubernur Akademi Bela Negara IGK Manila saat Peresmian Akademi Bela Negara di Jakarta, Minggu (16/7).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah) disaksikan Gubernur Akademi Bela Negara IGK Manila saat Peresmian Akademi Bela Negara di Jakarta, Minggu (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seragam Akademi Bela Negara (ABN) Partai Nasdem menuai kritik dari dari masyarakat. Banyak yang berpendapat seragam yang dikenakan sayap partai itu mirip seragam TNI. Tidak hanya warna seragamnya tapi juga atribut-atribut yang dikenakan.

Namun Ketua Fraksi Nasdem, Syarif Abdullah Alkadrie enggan ambil pusing kritikan tersebut. Karena bagi dirinya banyak hal positifnya dari seragam tersebut.

"Itu juga tidak menggunakan anggaran negara. Banyak juga yang menyerupai-menyerupai tuh, kalau serupa apa salahnya nanti kalau ada masyarakat pake baju biru, kok masyarakat menyerupai Nasdem," ujar anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (18/7).

Menurut Syarif, justru, seharusnya masyarakat menyadari hal-hal  positif itu sebaiknya jangan dicari yang negatifnya. Apalagi sekarang ini, kata Syarif, bangsa Indonesia sedang menghadapi degradasi terhadap nilai-nilai kebangsaan ini. Karena itu, sekarang ini setiap komponen bangsa agar kembali ke jati dirinya.

"Tapi sekarang sudah mulai tergerus, jadi setiap komponen apapun yang bertujuan untuk menguatkan kembali terhadap pemahanan ideologi bangsa itu saya kita semuanya harus disupport, termasuk ABN," tambahnya.

Maka dari itu, Syarif berharap, tidak hanya Nasdem tapi semua komponen, untuk bisa melakukan pelatihan-pelatihan yang wawasan kebangsaan. Mengingat nilai-nilai luhur bangsa ini sudah mulai ditinggalkan atau diabaikan oleh generasi penerus.

"Contoh kecil saja, dulu saya masih kecil, ketika bendara dinaikkan kita berdiri menghormati sang saka Merah Putih, sekarang itu sudah hilang," keluh Syarif.

Sehingga hal inilah yang membuat Nasdem merasa bertanggungjawab, terus dibentuklah ABN dengan seragamnya. Syarif menjelaskan, bagi Nasdem seragam itu tidak ada masalah.

Dia mengaku masyarakat beranggapan seolah-olah ini ada kegiatan militerisme dan lain sebagainya. Asalkan bukan kata pemikirannya tapi ada disiplinnya yang patut ditiru. "Kalau mengambil yang baik-baiknya saja saya kira tidak masalah sikapnya ksatria, saya kira itu perlu," tuturnya.

Selanjutnya, menurut Syarif dengan seragam itu mereka juga menjadi termotivasi. Karena anggota ABN merasa pakaiannya rapi, sikap yang tegas, kemudian timbul percaya diri, itu yang diharapkan Nasdem.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement