Rabu 19 Jul 2017 19:25 WIB

Jabar Targetkan Buka Ribuan Sekolah Menengah Terbuka

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ratna Puspita
Sejumlah orang tua dan siswa berfoto bersama pada hari pertama sekolah tahun ajaran baru di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (17/7).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Sejumlah orang tua dan siswa berfoto bersama pada hari pertama sekolah tahun ajaran baru di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan menargetkan membuka ribuan sekolah menengah terbuka di Jawa Barat. Sekolah menengah terbuka ditujukan untuk menampung siswa-siswi yang tidak tercukupi di SMA/SMK negeri maupun swasta.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi mengatakan sekolah menengah terbuka memang menjadi alternatif pilihan siswa setelah lulus SMP. Hal ini sebagai bentuk upaya pemerintah agar semua anak bisa mendapatkan pendidikan.

Dia menjelaskan sekarang ini ada sekitar 770 ribuan lulusan SMP. Sedangkan jumlah sekolah sebanyak 750 sekolah negeri dan empat ribuan sekolah swasta. Hampir lima ribuan sekolah itu bisa menampung sekitar 600 ribuan siswa.

"Berarti, ada 170 ribuan tidak tertampung. Sisanya kami akan ajak untuk masuk ke sekolah menengah terbuka. Jadi semua anak lulusan SMP seyogyanya bisa melanjutkan sekolah," kata Hadadi, Rabu (19/7).

Hadadi menjelaskan sekolah menengah terbuka tak ubahnya seperti SMA/SMK pada umumnya. Baik dari kurikulum, tenaga pengajar hingga ujian dan ijazahnya. Hanya saja, dia mengatakan, bangunannya tidak formal seperti bangunan sekolah.

Siswa bisa belajar di manapun secara fleksibel di tempat publik seperti masjid dan kantor kelurahan dengan pengawasan dari satu sekolah yang menjadi induknya. "Belajar mengajar lebih fleksibel mungkin tatap muka cukup dua kali. Rapot, ijazah dan sebagainya sama," kata dia.

Menurut dia, sekolah ini setara dengan sekolah negeri karena diatur dalam undang-undang dan didukung pemerintah pusat. Sekolah ini juga menyasar bagi para atlet dan anak usia sekolah yang terpaksa bekerja sehingga diharapkan tidak putus sekolah.

Tenaga pengajar pun dihadirkan Dinas Pendidikan berupa relawan dan guru utama dari sekolah induk yang terakrediasi A di sekitar pelaksanaan sekolah menengah terbuka tersebut. Sementara anggaran disedikan dari pemerintah pusat dan provinsi melalui BOS dan dana dari Disdik.

Hadadi mengatakan tahun ini Jabar sudah mulai membuka sekolah menengah terbuka di beberapa kabupaten seperti Bandung Barat, Cianjur, Bogor, dan Garut. Ada sekitar empat ribu siswa yang terdaftar sekolah menengah terbuka.

Ia pun menargetkan pembukaan ribuan sekolah menengah terbuka lagi. Sekolah ini lebih difokuskan didirikan di kabupaten dengan angka partisipasi kasar (APK) yang masih tertinggal dibandingkan kota. "Tahun ini kami akan coba diperbanyak," kata dia.

Jabar menargetkan 100 ribu mengikuti sekolah terbuka. "Per tempat kegiatan belajar (TKB) sekitar 30 berarti ada ribuan TKB sekolah menengah terbuka yang menyebar se-Jawa Barat. Ini prioritas di kabupaten karena di kota sudah nggak ada masalah," kata dia.

Ia menambahkan siswa juga tidak perlu memusingkan biaya karena sekolah menengah terbuka ini dijamin gratis. Pembiayaannya ditanggung pemerintah tetapi juga dengan jaminan mutu dan kualitas yang tidak kalah dari sekolah negeri.

Menurut dia, sekolah menengah terbuka ini juga menjadi solusi terkait hambatan menambah jumlah sekolah reguler. Pembentukan unit sekolah baru terbentur ketersediaan lahan.

Karena itu, dia berharap, sekolah menengah terbuka ini dapat menampung agar semua anak di Jawa Barat bisa bersekolah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement