REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pasien Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan bisa bekerja menjadi petugas kebersihan di RSJ tersebut setelah pulih dari gangguan kejiwaan. Direktur Utama RSJ Soeharto Heerdjan Aris Tambing mengatakan sebanyak 20 persen dari total keseluruhan petugas kebersihan di rumah sakit tersebut merupakan mantan pasien gangguan kejiwaan.
"Mantan pasien kami bekerja jadi 'cleaning service'. Kami minta 20 persen karyawan 'cleaning service' diangkat dari pasien kami," kata Aris, Rabu (19/7).
Dia menjelaskan perusahaan penyedia jasa petugas kebersihan yang bermitra dengan RSJ Soeharto Heerdjan sebelumnya ragu-ragu untuk mengangkat karyawan yang merupakan mantan pasien penyakit kejiwaan. Namun, Aris meyakinkan pada perusahaan tersebut dengan menjadi jaminan apabila terjadi masalah pada karyawan mantan pasien RSJ. "Saya katakan, saya yang bertanggung jawab," tegas Aris.
Namun, setelah enam bulan berikutnya, dia melanjutkan, pemimpin perusahaan jasa kebersihan tersebut, kembali lagi kepada Aris dan meminta sumber daya manusia lebih banyak yang berasal dari mantan pasien RSJ.
"Karena mereka lebih rajin. Jam 06.00 sudah datang. Pulangnya harusnya jam 16.00, tapi mereka nggak pulang, pulangnya maghrib," ungkap Airs.
Dia mengemukakan bahwa RSJ Soeharto Heerdjan memang sedang berupaya mengubah stigma negatif masyarakat pada penderita gangguan kejiwaan, khususnya mantan pasien. Aris mencoba mengubah stigma negatif tersebut dengan merehabilitasi pasien gangguan kejiwaan dengan memberikan keterampilan.
"Dari beberapa sukarelawan ada yang membantu kami membimbing pasien, merehabilitasi, memberikan keterampilan melukis, salon," tutur Aris.
RSJ Soeharto Heerdjan memberikan sejumlah keterampilan bagi pasiennya seperti tata boga, salon, dan lainnya guna mempersiapkan mantan orang dengan gangguan jiwa untuk kembali ke kehidupan nyata dengan produktif.