REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyatakan prihatin mengenai perkembangan situasi di kompleks Al-Aqsha yang semakin memburuk.
"Indonesia prihatin dan sekaligus mengecam memburuknya situasi di kompleks Al-Aqsha dan penembakan terhadap Sheikh Ikrima Sabri, Imam Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur," kata pernyataan pers Kementerian Luar Negeri RI.
Penembakan terjadi saat aparat keamanan Israel memaksa pembubaran jamaah yang demonstrasi atas penutupan dan pembatasan akses masuk bagi umat Islam ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
Pemerintah Indonesia juga mengecam langkah aparat keamanan Israel yang membatasi akses ke Kompleks Al-Aqsha yang tidak sesuai hak umat Muslim untuk bebas melakukan Ibadah.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia mendesak Israel untuk tidak mengubah status quo kompleks Al-Aqsha agar Masjid Al-Aqsha dan the Dome of the Rock, tetap menjadi tempat suci yang dapat diakses bagi semua umat Muslim.
Selain itu, Pemerintah Indonesia meminta Israel segera memulihkan stabilitas dan keamanan di Kompleks Al-Aqsha. Indonesia juga mengajak semua pihak untuk menahan diri agar situasi tidak semakin memburuk.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi pada Rabu malam (19/7) telah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Yordania untuk membahas situasi di Masjid Al-Aqsha.