Kamis 20 Jul 2017 13:34 WIB

Kasus DBD di Karawang Turun Drastis

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Bocah korban Demam Berdarah Dengue
Foto: Antara/ Rahmad
Bocah korban Demam Berdarah Dengue

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, melansir kasus demam berdarah dengue pada tahun ini mengalami penurunan di banding tahun lalu. Bahkan, penurunannya sangat drastis. Pasalnya, terhitung Januari hingga Juli ini hanya ada 76 kasus DBD. Sedangkan tahun lalu, mencapai 1.059 kasus.

Programer Penyakit Bersumber Binatang (P2BB) Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Dadang Wahyudin, mengatakan, sampai bulan ketujuh ini kasus DBD hanya 76. Itupun tanpa kematian. Dibanding tahun lalu, penurunannya sangat drastis. Mengingat, medio tujuh bulan di 2016 kemarin, kasus DBD terus melesat tajam. "Tahun ini, kasusnya kurang dari 100 dan belum ada kasus yang menyebabkan kematian," ujar Dadang, kepada Republika.co.id, Kamis (20/7).

Sedangkan selama 2016 kemarin, kasus kematian akibat DBD delapan jiwa. Dengan begitu, kasus DBD selama 2017 ini bisa terminimalisasi. Meskipun, lanjut Dadang, ada kemungkinan sampai akhir tahun nanti kasus DBD akan bertambah. Namun, pihaknya optimistis penambahannya tak sampai melampaui data 2016.

Dadang mengakui, sejumlah desa di Karawang memang termasuk endemis DBD. Jadi, kasus DBD di desa tersebut selalu ada setiap tahunnya. Ada 57 dari 309 desa yang endemis. Sedangkan 193 desa lainnya, berpotensi endemis penyakit ini. "Cuma 59 desa yang hingga saat ini, belum pernah ada kasus DBD," ujarnya.

Menurut Dadang, untuk mengantisipasi kasus ini pihaknya setiap saat selalu roadshow ke masyarakat. Untuk menyosialisasikan bahaya dari DBD. Selain itu, peran serta juru pemantau jentik (jumantik) nyamuk terus ditingkatkan. Akan tetapi, pihaknya mengimbau supaya masyarakat juga turut andil dalam memberantas vektor nyamuk DBD.

Salah satunya, dengan membiasakan pola hidup bersih. Serta, rajin menguras bak mandi dan area genangan air lainnya. Lalu, menutup dan mengubur barang bekas. Hal itu bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran vektor nyamuk.

Sementara itu, Petugas Pemberantasan Penyakit Menular Puskesmas Cikampek, Ade Ruhyana, mengatakan, Kecamatan Cikampek merupakan wilayah endemis DBD. Setiap tahunnya, kasus DBD di wilayah ini cukup tinggi. Beruntung tahun ini, kasusnya menurun. "Sampai sekarang, warga yang terjangkit DBD di kurang dari 20 kasus," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement