REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juara Liga Rusia Spartak Moskow dan rivalnya Dynamo Moskow masing-masing didenda 250 ribu rubel (Rp 56,5 juta) akibat tindakan rasialis penggemarnya. Hukuman ini diumumkan Persatuan Sepak Bola Rusia (RFU) pada Kamis (20/7).
Pada pernyataan yang dirilis di situs resminya, RFU berkata bahwa kedua klub itu dapat menghadapi sanksi yang lebih keras untuk insiden-insiden berikutnya.
Rusia sedang berjuang untuk menghapus rasialisme dan kerusuhan penonton, ketika negara itu menghadapi pengawasan yang lebih ketat sebelum menjadi tuan rumah putaran final Piala Dunia musim panas mendatang.
"Piala Dunia ada di depan mata dan kami menginginkan budaya mendukung tim di stadion-stadion Rusia menemui standar-standar internasional tertinggi," kata inspektur antirasialisme dan diskriminasi RFU, yang sekaligus merupakan mantan gelandang Chelsea Alexei Smertin.
Media Rusia mengatakan para penggemar Spartak mengarahkan yel-yel rasis kepada kiper Lokomotiv Moskow kelahiran Brazil Guilherme saat timnya menang 2-1 di Piala Super Rusia pekan lalu.
Guilherme mendapatkan kewarganegaraan Rusia pada 2015 dan masuk dalam skuat timnas negara itu untuk Piala Konfederasi bulan lalu.
RFU mengatakan para penggemar Dynamo Moskow mencemooh dan membuat bahasa tubuh diskriminatif yang tertuju kepada para pemain Spartak saat kedua tim bermain imbang 2-2 pada Selasa.
Rusia mendapat pujian dari badan sepak bola dunia FIFA atas keberhasilannya menyelenggarakan Piala Konfederasi yang berlangsung dua pekan pada bulan lalu tanpa masalah.
Namun negara itu masih menghadapi tantangan untuk meyakinkan komunitas sepak bola bahwa mereka harus menghapus rasialisme dan kekerasan sepenuhnya dari tribun penonton, ketika insiden-insiden itu masih terjadi di level klub.