Jumat 21 Jul 2017 07:05 WIB

Kondisi Gadis Kembar Identik Korban Penjambretan Memilukan

Pelaku penjambretan. (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pelaku penjambretan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Surabaya Komisaris Besar Polisi Muhammad Iqbal membesuk gadis kembar, Indriana dan Indriani di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo Surabaya. Keduanya menjadi korban penjambretan saat berboncengan dengan sepeda motor.

Iqbal menyampaikan rasa simpatinya kepada keluarga korban. Dia akan berupaya agar bisa segera menangkap pelaku yang diduga terdiri dari dua orang. "Kami sudah kantongi identitas kedua pelaku dan telah memerintahkan petugas untuk memburunya," ujarnya, Kamis (20/7).

Indriana dan Indriani, gadis kembar identik berusia 21 tahun warga Menganti, Gresik, Jawa Timur, dijambret saat berboncengan dengan sepeda motor Honda Scoopy di Jalan Babat Jerawat Surabaya pada Selasa (18/7), malam. Saat itu, kedua gadis yang bekerja di pabrik kayu kawasan Menganti, Gresik, itu sedang dalam perjalanan pulang usai menghadiri acara pernikahan keluarganya di Benowo Surabaya.

Dalam perjalanan pulang itulah telepon seluler yang diletakkan di bagasi dekat kemudi sepeda motornya dirampas pelaku. Spontan Indriana yang mengemudikan sepeda motor mengejarnya. Nahas bagi gadis kembar ini, saat posisi sepeda motor berdempetan, pelaku menendangnya.

Keduanya pun terlempar dari sepeda motor. Pada saat yang bersamaan mobil Honda Brio melaju kencang dari arah berlawanan langsung melindasnya. Keduanya mengalami luka parah dan tak sadarkan diri. Malam itu juga segera dilarikan ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Saat Iqbal membesuknya, Indriani baru saja siuman. Kaki kanannya patah dan harus digips. Sementara saudarinya, Indriana, tak kunjung siuman. Iqbal merasa prihatin karena dokter menyatakan kaki kanan Indriana yang hingga kini tak sadarkan diri juga mengalami patah tulang yang cukup serius dan harus diamputasi.

Mantan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya itu berjanji akan menangkap dan mengungkap kasus ini dengan maksimal. "Kami sebenarnya sudah 24 jam hadir di tengah masyarakat. Tapi tidak setiap sentimeter bisa menjangkaunya. Para pelaku kejahatan ternyata juga melakukan pemetaan lokasi di mana anggota kami tidak ada. Seperti di Pakal ini, saat anggota kami tidak di lokasi," ujarnya.

Dia mengakui seluruh wilayah Kota Surabaya semuanya rawan tindak kejahatan. Karenanya Iqbal mengimbau kepada masyarakat agar memilih waktu dan menghindari jalan yang sepi saat bepergian.

"Karena pelaku kejahatan juga selalu melihat kesempatan. Mereka beraksi pada saat jalanan sepi dan tidak ada petugas. Kejadian yang menimpa Andriana dan Andriani ini di atas pukul 20.00 WIB. Masyarakat juga harus berhitung resiko saat berniat mengejar penjahat, sebab jika tidak memungkinkan bisa fatal akibatnya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement