Jumat 21 Jul 2017 10:16 WIB

Ini 6 Kriteria Sukses Sejati Menurut Alquran

Shalat merupakan salah satu kriteria muslim yang ingin menggapai sukses sejati.
Foto: Firdia Listiawati/AP
Shalat merupakan salah satu kriteria muslim yang ingin menggapai sukses sejati.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Setiap orang ingin sukses. Namun bagi seorang Muslim, bukan sukses biasa dalam arti hanya sukses secara materi. Sukses yang dikejar seorang Muslim adalah sukses sejati, yakni sukses dunia dan akhirat.

Apakah kriteria sukses sejati itu? “Paling tidak ada enam kriteria sukses sejati, sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT di dalam Alquran, Surat Al-Mu’minun (surat ke-23) ayat 1-11,” kata Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS saat mengisi pembukaan pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Bogor, Jumat (21/7).

Kriteria tersebut, kata Kiai Didin, bersifat universal. Artinya, berlaku bagi siapa saja yang sungguh-sungguh menjalakannya.

Pertama, orang yang beriman. “Iman adalah syarat pertama kata sukses sejati,” kata guru besar IPB Bogor itu.

Kedua, kata Kiai Didin,  sukses sejati bisa dicapai dengan cara shalat yang khusyu.

Ketiga, sukses sejati tercapai dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi/produktif. Orang yang ingin sukses sejati meninggalkan pekerjaan yang tidak bermanfaat. Tidak bermalas-malasan. “Tidak melakukan hal-hal yang tidak baik dan sia-sia, termasuk di antaranya merokok,” kata Didin yang juga direktur Sekolah Pasca Sarjana UIKA Bogor.

Keempat, orang yang suka mengeluarkan sebagian hartanya untuk berzakat dan berinfak. Dalam pendidikan, anak atau siswa harus diajarkan atau dibiasakan berinfak. Kalau anak sudah dibiasakan sejak kecil berinfak, maka akan ringan berzakat dan bersedekah.”Orang yang rajin berzakat dan berinfak, insya Allah akan meraih sukses sejati,” tutur mantan ketua Baznas itu.

Didin mencontohkan, seorang mualaf di Amerika Serikat yang mengeluarkan sedekah setara Rp 2 miliar per minggu. Ada yang bertanya kepadanya, apakah  dia tidak merasa  sayang, membagikan uang Rp 2 miliar setiap minggu. Dia menjawab, justru setelah mengeluarkan infak, semua proyek yang digarapnya  berjalan dengan lancar.

Kelima, menjaga pergaulan dengan beretika yang baik. Hal itu sangat penting, agar terhindar dari pergaulan yang tidak baik atau kemaksiatan sekecil apa pun.  “Keenam, orang yang ingin meraih sukses sejati, harus  menyampaikan amanah kepada yang berhak,” tegas Didin.

Inilah terjemah Surat Al-Mu’minun ayat 1-11:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1)  (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya (2),  dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna (3), an orang-orang yang menunaikan zakat (4),  dan orang-orang yang menjaga kemaluannya (5), kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa (6), Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas (7), dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya (8), dan orang-orang yang memelihara shalatnya (9), mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi (10), yang akan mewarisi surga  Firdaus. mereka kekal di dalamnya.” (QS l-Mu’minun: 1-11)

Manajer Islamic Studies Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Dr M Sudrajat MPd mengatakan, pengajian Jumat (21/7) ini adalah pembukaan pengajian awal tahun ajaran 2017/2018 untuk para guru dan karyawan SBBI.

“Diharapkan dengan pengajian ini, di samping meningkatkan  kedisiliplinan guru-guru, juga  menambah keilmuan,serta memperkuat silaturahim di antara para guru dan karyawan,” kata Sudrajat.

Sudrajat menambahkan, pengajian guru dan karyawan tersebut, diadakan setiap Jumat pagi, mulai pukul 05.45 sampai 07.00. Pengajian tesebut diawali dengan tadarus bersama, kemudian tausiyah, dan ditutup dengan mushafahah atau bersalam-salaman. “Nara sumber tetap adalah  Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS, Ustaz Taufiqurrohman SQ, Ustadz Drs Asep Abdul Wadud, dan Ustaz Muhajir MSi,” papar Sudrajat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement