REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Gempa berkekuatan 6,7 skala richter mengguncang Turki dan Yunani pada Jumat (21/7). Hingga saat ini, gempa tersebut telah menyebabkan dua orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Menurut otoritas Turki dan Yunani, pusat gempa berada di lepas pantai Bodrum dan dekat pulau Kos, Yunani. Gempa susulan dilaporkan masih terus terjadi.
"Masyarakat kita harus tahu bahwa gempa susulan berlanjut, jadi mereka harus menahan diri untuk tidak memasuki bangunan yang rusak atau rentan ambruk," kata Kepala Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) Mehmet Halis Bilden, seperti dilaporkan laman the Guardian.
AFAD mengatakan, pihaknya telah mencatat setidaknya 20 kali gempa susulan di Turki dan Yunani pascagempa utama terjadi. Setidaknya lima dari gempa susulan tercatat berkekuatan di atas 4,0 skala richter, dengan yang terbesar adalah 4,6 skala richter.
Para wisatawan yang tengah menginap di sebuah hotel di Pulau Kos, Yunani mengatakan, mereka merasakan setidaknya 11 hingga 12 kali gempa susulan. Sebagian di antaranya juga melihat adanya tsunami kecil pascagempa terjadi.
Wali Kota Kos George Kyritsis telah mengonfirmasi bahwa dua warga tewas akibat gempa. "Kami memiliki dua orang tewas dan beberapa orang terluka sejauh ini," ujarnya.
Rumah sakit di Pulau Kos mengatakan, terdapat sekitar 20 korban luka akibat gempa. Dua di antaranya, kata mereka, adalah turis.
Pusat gempa yang tak terlalu jauh dengan Pulau Kos menyebabkan infrastruktur di sana hancur cukup parah. Gempa juga dilaporkan menyebabkan pelabuhan Pulau Kos rusak dan tak bisa digunakan sebagai tempat berlabuh kapal feri.