Jumat 21 Jul 2017 21:03 WIB

Yogyakarta Jadi Target Utama Peredaran Narkoba

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Qommarria Rostanti
Inforgrafis, Data Narkoba Indonesia
Foto: Mardiah
Inforgrafis, Data Narkoba Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi target utama untuk peredaran narkoba. Pada 2015, jumlah penyalahgunaan narkoba di DIY mencapai 6.162 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 23.038 orang merupakan usia muda yang coba-coba dan sisanya pengguna narkoba secara teratur. Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia berkomitmen menyelamatkan nasib para pemuda.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Budi Waseso, mengatakan narkotika bukan hanya sekadar penyalahgunaan atau pengedaran gelap dan bisnis. Tujuannya pengedaran narkoba ke Indonesia yaitu untuk menghancurkan negara Indonesia ke depannya. Korbannya adalah generasi muda yang berpotensi dan akan mengisi Indonesia. "Candradimuka gerasi penerus ke depan ada di Yogyakarta karena dari seluruh Indonesia pemuda pilihan dan terpilih ada di Yogyakarta yang akan mengisi ke seluruh daerah," ujarnya dalam acara Pengukuhan dan Pembekalan Pemuda Kader Inti Antinarkoba di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jumat (21/7).

Buwas, sapaan akrabnya, berharap Yogyakarta menjadi motor utama untuk membentuk pemuda kader inti antinarkoba. Menurut dia, negara tidak bisa berbuat apa-apa apabila kegiatan memerangi narkoba tidak dilakukan oleh seluruh komponen bangsa.

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mengatakan Kemenpora dengan ditopang oleh BNN terus berupaya memberantas narkoba. ''Kita sekarang sedang dalam suasana jihad perang narkoba," kata dia.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan Pejabat Sekda DIY, Sulistyo menyebut bahwa DIY termasuk prevalensi peringkat kedelapan pengguna narkoba setelah DKI Jakarta. Banyak kalangan menyebutkan generasi muda kalangan mahasiswa dan pelajar merupakan sasaran empuk bagi pengedar narkoba.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement