REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar prajurit TNI jangan sekali-kali ikut dalam dunia politik. Namun, kata Megawati, prajurit TNI perlu mengetahui ilmu politik. "Kalian boleh mempunyai pengetahuan politik, tetapi tidak boleh berpolitik. Beda lho. Jangan salah lho. Saya selalu ditanya, bolehkan militer itu berpolitik, kepolisian berpolitik. Tidak boleh," kata Megawati saat memberikan pembekalan kepada 437 calon perwira TNI di aula Gatot Subroto, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/7).
Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) ini menegaskan, TNI maupun kepolisian tidak boleh berpolitik karena sudah bersifat eksklusif, sudah diberi senjata oleh negara untuk menjalankan fungsi dan perannya dalam menjaga pertahanan negara. "TNI diharuskan memiliki pengetahuan politik karena tantangan dan ancaman terhadap keutuhan NKRI saat ini bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam negeri itu sendiri," tutur Megawati.
Tantangan yang dihadapi sekarang ini tidak hanya radikalisme dan terorisme, serta potensi disintegrasi yang terus dicoba meski gagal karena solidnya TNI, ucapnya. Belum lagi adanya ancaman perang teknologi, perang mata uang dan perang yang menggunakan narkoba untuk melemahkan daya juang bangsa kini juga telah hadir. "Kita juga melihat perang ideologi masih terus terjadi untuk menggantikan Pancasila," ucap Megawati.
Dalam kesempatan itu, Megawati menyampaikan bahwa TNI dan Polri meskipun fungsi dan tugasnya berbeda, mereka harus selalu bekerja sama, bahu membahu, saling bergotong royong dalam rangka pengayoman, dan perlindungan bagi warga bangsa, guna memastikan terciptanya rasa aman dan ketenteraman masyarakat.
"Itulah sebabnya TNI baru turun ke lapangan kalau negara dalam darurat bahaya/ darurat sipil. Sementara Polri sesuai perannya dalam keamanan dalam negeri. Tetapi, tentu saja tidak mungkin konsep pertahanan dan keamanan suatu negara terlepas dari politik negara, yang merupakan integrasi dari politik dalam dan luar negeri," tutur Megawati.