Sabtu 22 Jul 2017 00:57 WIB

Freeport Bentuk Klinik Terapung di Papua

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Masyarakat Papua (ilustrasi)
Masyarakat Papua (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia membentuk klinik terapung di area pesisir Barat dan Timur Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Klinik terapung dibentuk untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat sekitar.

Manager Corporate Communication PT Freeport Indonesia Kerry Yarangga mengatakan, Freeport bekerja sama dengan Pemprov Papua dalam pengadaan klinik terapung tersebut. Menurut dia, masyarakat pesisir Mimika sangat membutuhkan layanan kesehatan yang terjadwal dan terjangkau. "Kami juga bermitra dengan pemerintah daerah dalam mendukung mobilisasi transportasi udara bagi pasien darurat medis," kata Yarangga dalam dalam acara diskusi Forum & Expo Inovasi Indonesia (FEII 2017) di Jakarta, Jumat (21/7)

Dia menjelaskan, klinik terapung berbentuk kapal berukuran 17 x 5 meter. Klinik tersebut bisa menampung 13 orang. Kapal dilengkapi fasilitas tiga ruang tidur, ruang pemeriksaan, ruang observasi atau trauma, area laboratorium mini, dan ruang obat.

"Alat-alat medis yang tersedia di klinik terapung mencakup alat penunjang diagnostik, seperti alat rekam jantung dan mesin pemeriksaan darah lengkap," kata dia.

Dia menambahkan, klinik terapung tersebut juga menyediakan alat medis penanganan kegawatdaruratan seperti alat resusitasi, alat pacu jantung, dan konsentrator oksigen. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Saiful Taqim mengatakan, warga sekitar sangat membutuhkan keberadaan layanan kesehatan. "Pemda sangat terbantu terutama dalam inovasi dukungan akses pesisir laut dan udara. Karena Pemda kesulitan mengakses puskesmas-puskesmas di pegunungan," ujar dia.

Dewan Pembina Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah Erna Witoelar mengatakan, kerja sama pemerintah daerah dan mitra kerjanya di daerah punya peran penting untuk dapat melaksanakan program the Sustainable Development Goals (SDGs) dengan praktik-praktik inovatif di tingkat lokal.

Program SDGs bisa dilakukan pemerintah dengan dibantu bersama-sama oleh swasta dan lembaga swadaya masyarakat untuk menurunkan angka kemiskinan, memberikan ruang kepada pekerja perempuan agar berkontribusi, penyediaan air minum serta menuntaskan kekurangan gizi pada anak.

Apresiasi juga diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang menyasar sektor kesehatan dengan memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat Papua misalnya bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement