REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad bin Khlaifa Al Tsani untuk pertama kalinya memberi pernyataan terhadap publik dalam menanggapi konflik yang tengah dihadapi negaranya dengan sejumlah negara Teluk Arab. Ia mengatakan solusi atas masalah ini diperlukan segera untuk menjaga dan menghormati kedaulatan nasional mereka.
Konflik yang terjadi antara Qatar dan negara Teluk Arab pertama kali berlangsung pada 5 Juni lalu. Saat itu, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Kemudian tiga negara lain, yaitu Yaman, Maladewa, Libya Timur, Mauritania, dan Senegal mengikuti langkah serupa.
Qatar dituding telah mendukung kelompok teroris, termasuk Ikhwanul Muslimin. Negara itu disebut juga mendanai, merangkul terorisme, ektremisme, serta organisasi sektarian yang dianggap berbahaya untuk keamanan nasional masing-masing tersebut, serta seluruh wilayah di Timur Tengah.
Dengan keputusan pemutusan hubungan diplomatik, Arab Saudi dan tiga negara Teluk lainnya menutup perbatasan dengan Qatar. Jalur transportasi melalui darat, laut dan udara juga seluruhnya diblokade.