REPUBLIKA.CO.ID, HAWAII -- Salah satu negara bagian Amerika Serikat (AS) Hawaii saat ini dilaporkan telah bersiap menghadapi serangan rudal balistik dari Korea Utara (Korut). Badan Manajemen Darurat mengumumkan rencana serta persiapan kepada publik di wilayah itu untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan, Jumat (21/7).
Pada November mendatang, Hawaii akan memulai uji coba sirene peringatan serangan. Sirene ini pernah diaktifkan pada 1980-an, di mana era Perang Dingin berlangsung. Dengan demikian, para warga di negara bagian itu diharapkan dapat melakukan antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan.
Selebaran informasi, serta pemberitahuan melalui televisi, radio, dan internet juga akan diberikan pihak berwenang Hawaii untuk seluruh warga. Nantinya, masyarakat dapat mengetahui dengan baik panduan persiapan dalam mengantisipasi serangan rudal balistik yang bukan tidak mungkin terjadi.
"Jika mereka tidak diberikan edukasi apa pun, yang tersisa adalah kepanikan dan ketakutan tanpa tahu apa yang sebenarnya harus dilakukan," ujar direktur eksekutif Badan Manajemen Darurat Hawaii, Toby Clairmont, dilansir Telegraph, Sabtu (22/7).
Persiapan yang dilakukan Hawaii disebut meliputi ruang berlindung untuk para warga. Di sana, mereka seluruhnya dipastikan aman dari serangan rudal balistik yang disebut oleh Korut mengandung hulu ledak nuklir. Namun, untuk mencapai ruang darurat tersebut, setiap orang harus bergegas dan kemungkinan besar hanya memiliki waktu selama 15 menit.
Hawaii selama ini menjadi lokasi strategis bagi militer AS, tepatnya di Pulau Oahu. Di sana terdapat markas utama Komandan Pasifik AS yang ditugaskan untuk kawasan Asia Pasifik.
Selain itu, terdapat puluhan kapal Angkatan Laut, yang tepatnya berada di Pearl Harbor. Tempat yang dikenal selama Perang Dunia ini juga menjadi basis kunci bagi Angkatan Udara dan Darat, serta Korps Marinir AS.
Pada akhir Mei lalu, AS untuk pertama kalinya melakukan uji sistem pertahanan antirudal yang disebut mampu mencegah datangnya peluru kendali balistik antarbenua atau yang dikenal sebagai ICBM. Korut selama ini memberi ancaman terhadap Negeri Paman Sam dengan pengembangan rudal yang diklaim memiliki jangkauan hingga 12 ribu kilometer dan diprediksi dapat menghantam daratan AS, seperti di Alaska dan sekitarnya.
Pada 4 Juli lalu, Korut meluncurkan ICBM yang disebut sebagai rudal Hwasong-14. Rudal itu dilaporkan telah terbang sejauh 5580 mil hingga akhirnya jatuh ke perairan Jepang. Target waktu peluncuran senjata ini adalah 39 menit dan tercapai sehingga uji coba tersebut diklaim sukses.