Sabtu 22 Jul 2017 12:59 WIB

Saya Indonesia, Saya Bela Al Aqsha

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin (kiri) berbincang dengan Imam Masjidil Haram, Syekh Dr Hasan bin Abdul Hamid Bukhari (kanan)saat menghadiri Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, J
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin (kiri) berbincang dengan Imam Masjidil Haram, Syekh Dr Hasan bin Abdul Hamid Bukhari (kanan)saat menghadiri Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, J

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Indonesia, yang konstitusinya menentang penjajahan, sudah seharunya serius membela Palestina. Terlebih, adalah kewajiban Muslim untuk membela saudara Muslimnya.

Ketua Wahdah Islamiyah Ustaz Zaitun Rasmin membuka orasi aksi solidaritas bela Al Aqsa di Lapangan Masjid Al Azhar Jakarta dengan kalimat 'Saya Indonesia, saya bela Al Aqsa'. Al Aqsa dalam keadaan memprihatinkan. Muslim Indonesia menagih realisasi janji Presiden Joko Widodo untuk ikut membela Palestina. "Kita ajak bangsa ini serius suarakan pembebasan Palestina," kata Ustaz Zaitun, kemarin.

Dia bersyukur kepada Allah, umat Islam yang hadir dalam aksi solidaritas bela Al Aqsa menunjukkan masih banyak yang punya hati, persaan, dan iman yang menggerakkan untuk membela Muslim Palestina dan Al Aqsa. Bila tidak bisa ke sana, setidaknya suara pembelaan terhadap pembebasan Al Aqsa dsn Palestina harus tetap nyaring.

Karena, kata dia, penjajahan tidak sesuai peri kemanusiaan dan penjajahan adalah kebiadaban. ''Bila suara saja tidak kita keluarkan, dimana hati nurani dan iman kita? Padahal Muslim wajib membela saudara dan negeri kaum Muslim,'' ucap Ustaz Zaitun.

Tentu bukan hanya Palestina yang hari ini tertindas. Tapi Jumat (21/7) ini umat Islam berdoa khusus bagi Palestina. ''Kita bangkitkan kemanusiaan Indonesia yang konstitusinya menyebut penjajahan harus di atas dunia harus dihapuskan. Maka saya Indonesia, saya bela Al Aqsa,'' ujar Ustaz Zaitun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement