Sabtu 22 Jul 2017 14:35 WIB

Mengolah Limbah Jadi Karya Seni Bernilai Ekonomi

Red: Yudha Manggala P Putra
Cangkang telur
Foto: pixabay
Cangkang telur

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Limbah rumah tangga, seperti pecahan kaca, plastik dan cangkang telur sering dianggap tak berharga. Namun tidak untuk Aradi, seorang pelaku UMKM di Kota Medan yang justru menjadikan 'sampah' itu menjadi berbagai produk karya seni yang memiliki nilai ekonomi.

Aradi yang menamai sanggar seninya dengan Kun Art saat ditemui Sabtu (22/7) di Medan, Sumatera Utara, mengatakan, profesi yang dijalaninya sekarang sebagai pengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi pada awalnya muncul dari keinginannya bekerja sebagai "enterpreunership".

Awalnya dirinya membuka usaha tersebut melalui otodidak yang didorong keinginan membuka usaha sendiri yang tidak terikat dan tidak membosankan. Yang lebih penting bisa membuka lapangan pekerjaan.

Ia mengatakan, semua limbah rumah tangga dan barang dapat diolah menjadi produk dan karya seni tergantung inovasi dan juga tingkat kreativitas.

Semakin kreatif maka semakin banyak barang olahan yang dihasilkan, seperti misalnya pengolahan barang dari serpihan kaca, cangkang telur, kayu, ranting pohon dan lain sebagainya.

"Barang yang bisa dihasilkan adalah lemari, meja, kursi, vas bunga, frame, suvenir, cermin dan kotak perhiasan. Untuk harga bervariasi mulai dari Rp 3 ribu sampai Rp 5 juta," katanya.

Dari berbagai olahan yang dihasilkannya, Aradi mengaku mendapatkan keuntungan 30-40 persen dari modal. Saat ini berbagai produk olahannya tersebut banyak dipasarkan ke berbagai daerah di Sumatera Utara.

Ia juga banyak mendapat kesempatan mengikuti pameran dan bazar yang digelar oleh sejumlah lembaga. Tak heran jika masyarakat semakin mengenal berbagai produk yang dihasilkannya dari bahan dasar limbah tersebut.

"Masyarakat perlu inovasi untuk mengolah limbah agar menjadi manfaat dan tidak merugikan lingkungan. Untuk menghilangkan limbah merupakan hal yang tidak mungkin tetapi limbah bisa berkurang dengan pengolahan kembali," kata Aradi yang merupakan salah satu binaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement