REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengatakan tantangan terbesar profesi perawat sekarang ini adalah bagaimana memberikan kesejahteraan yang layak bagi profesi bidang kesehatan tersebut.
"Kesejahteraan merupakan pekerjaan rumah atau PR yang besar bagi kami," kata Harif Fadhillah di sela-sela acara pelantikan Kolegium Keperawatan di Depok, Jawa Barat, Sabtu (22/7).
Padahal kata dia kualitas perawat di Indonesia saat ini semakin meningkat lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ilmu keperawatan yang ada saat ini terus berkembang cepat.
"Perawat sekarang semakin baik bukan lagi sebagai hanya pembantu dokter atau perangkat medis lainnya karena dia punya ilmu sendiri," katanya.
Ia mengatakan perkembangan keperawatan semakin baik karena perawat saat ini bukan hanya lulusan SMA/SMK tetapi juga pendidikan tinggi bahkan samapai S3 atau doktor.
"Saat ini sudah ada 7 profesor khusus perawat dalam disiplin ilmunya. Sebentar lagi akan bertambah menjadi 8 profesor," katanya.
Jadi lanjut dia kita punya masakah PR besar tentang kesejahteraan. Padahal perkembangan ilmu pengetahuannya sangat cepat tetapi tidak diikuti oleh proses pengakuannya.
"Masih banyak perawat kita di swasta yang digaji rendah harusnya bukan Upah Minimum Provinsi (UMP) karena ini profesi punya keahlian khusus jadi seharusnya tak dihargai dengan UMP. Kalaupun UMP minimal 3 kali UMP," harapnya.
Namun ia mengakui kondisi ini sulit capai, tapi kesehteraan harus terus kita perjuangkan. Perawat jika sudah bertemu pasien maka yang muncul adalah pengadiannya.
"Sebagai profesi punya keahlian khusus, sekolah khusus, gajinya dibawah administrasi, bahkan cleaning service. Seharusnya mereka bisa lebih dihargau," ujarnya.