REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Pemerintah Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau akan mengembangkan Pulau Penyengat sebagai destinasi wisata religi. Guna mendukung hal tersebut, dalam tiga tahun ke depan penataan terhadap pulau akan dikebut. Tidak hanya destinasi, tapi juga berbagai infrastruktur di dalamnya.
Sehingga tiga hal dasar yang harus dimiliki satu destinasi wisata, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas terpenuhi dan terstandar dengan baik.
"Catatan penting, dalam kurun waktu tiga tahun penataan Pulau Penyengat sudah berhasil," ujar Wali Kota Tanjung Pinang Lis Darmansyah usai membuka Festival Pulau Penyengat 2017, Sabtu (22/7). Kegiatan tersebut mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata.
Lebih lanjut Lis mengatakan, dengan penataan tersebut diharapkan Pulau Penyengat dapat menjadi pusat kebudayaan Melayu sesuai dengan kedigdayaan Kerajaan Riau yang pernah berdiri di pulau ini.
Penataan akan dimulai dengan pelabuhan yang berada di depan Masjid Sultan Riau. Penataan pelabuhan penting karena akses menuju pulau ini hanya bisa dengan menggunakan perahu.
"Balai adat yang ada juga akan dikembangkan. Juga rumah-rumah akan kita tata juga etika, sehingga dapat menampung berbagai aktivitas kegiatan budaya dan wisata di Tanjung Pinang menjadi lebih baik," kata dia.
Tidak hanya destinasi, yang tidak kalah penting adalah penguatan dan pelibatan masyarakat. Karena mereka yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan wisatawan.
"Maka keberhasilan pengembangan dan penataan harus dengan dukungan masyarakat yang ada di Pulau Penyengat dan Kepulauan Riau. Pemerintah kota bersama pemprov akan bekerja dengan baik," ujarnya.
Dengan begitu nantinya target kota Tanjung Pinang sebagai kantong wisatawan cross border dapat tercapai lebih maksimal.
Festival Pulau Penyengat (FFP) 2017 akan berlangsung hingga Senin (24/7) mendatang. Ada 20 event kegiatan yang mewarnai festival ini. Diantaranya Fashion Malay Penyengat Syawal Serantau, Hunting Photograpgy Penyengat Halal Competition, Short Film Netizen Penyengat Halal Competition, Khazanah Kompang Melayu serta berbagai lomba sepertiomba dayung sampan, lomba nambat itik di laut, pangkak gasing, syahril gurindam 12, membaca gurindam 12 dan lainnya.
Untuk acara utama terdapat tiga event unggulan. Yakni kompetisi Malay Fashion Carnaval, Parade Melayu dan Muslim Fashion serta Bazar Melayu Fashion.
Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya dalam pernyataanya mengatakan, kekuatan budaya yang ada menjadikan Pulau Penyengat memiliki potensi besar dalam menarik wisatawan.
Tidak hanya wisatawan nusantara, tapi juga wisatawan mancanegara karena letaknya yang dekat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Terlebih kebudayaan Melayu juga tersebar luas hingga ke Thailand.
"Wisatawan mancanegara sendiri untuk Kepri (Kepulauan Riau,red) ditargetkan sebesar 2,2 juta wisman di tahun ini. Kalau bisa dalam satu tahun bisa beberapa kali event yang kita bisa buat," kata Raseno Arya.