REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Panti Asuhan Muhammadiyah Kota Surabaya mengedepankan pelayanan terbaik dalam pengasuhan anak asuh mulai dari memenuhi hak dasar berupa sandang, pangan, papan hingga pendidikan berbasis agama dan umum.
"Beri mereka kecukupan kasih sayang seolah-olah mereka adalah anak kita sendiri," kata Ketua Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya Feri Yudi Antonis Saputro, di Surabaya, Ahad (23/7).
Feri menanggapi adanya kabar yang beredar berupa dugaan adanya salah satu panti asuhan di Surabaya yang tidak memperlakukan anak asuhnya dengan baik atau menelantarkan. Ia berharap agar kejadian tersebut tidak terulang lagi di Surabaya.
Menurut dia, ada tipologi panti asuhan Muhammadiyah di Surabaya yakni pertama panti pesantren, kedua panti mandiri, dan yang ketiga panti pesantren mandiri.
Pihaknya berpesan kepada Panti Asuhan Muhammadiyah Surabaya agar melakukan percepatan segala lini mulai peningkatan ketertiban adminitrasi, keuangan, pengelolaan panti, hingga pelayanan pengasuhan kepada anak asuh.
"Panti Asuhan Muhammadiyah Surabaya telah memilliki banyak unit usaha untuk membekali mereka pengalaman dunia usaha sebelum masuk ke dunia nyata di masyakat," ujarnya.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya Zayyin Chudlori menekankan kepada setiap kepala panti asuhan bahwa ber-Muhammadiyah itu harus tertib organisasi dan tertib administrasi.
Menurut dia, mengurus amal usaha Muhammadiyah baik itu amal usaha pendidikan kesehatan maupun sosial harus diniati untuk mencari rida Allah SWT, harus ikhlas dan harus profesional.
"Jika setiap pimpinan memegang tiga prinsip itu, maka amal usaha tersebut akan menjadi amal usaha yang berkemajuan," ujarnya pula.
Ia berharap pengelolaan panti asuhan oleh Muhamamdiyah bisa menghasilkan dan membentuk para anak asuhnya berakhlak mulia, berkepribadian Muhammadiyah serta memiliki kecakapan hidup unuk terjun di masyarakat kelak.