Senin 24 Jul 2017 02:29 WIB

Ketimpangan Ekonomi DKI Semakin Mengkhawatirkan

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Bayu Hermawan
masyarakat jakarta (Ilustrasi)
Foto: Republika
masyarakat jakarta (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemiskinan dan ketimpangan ekonomi merupakan beberapa persoalan genting DKI Jakarta. Data menunjukkan bahwa angka kemiskinan di DKI sedikit mengalami penurunan, tetapi ketimpangan ekonomi mengalami lonjakan yang tajam.

Anggota tim sinkronisasi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI terpilih Anies-Sandi, Rikrik Rizkiyana mengatakan salah satu cara menganggulangi persoalan tersebut ialah dengan membuka peluang usaha bagi masyarakat. Program Oke-Oce Anies-Sandi, menurut Rikrik, menjadi solusi masalah ketimpangan.

"Program oke oce menjadi peluang usaha bagi masyarakat. Hal tersebut diharapkan dapat memberdayakan masyarakat. Sehingga mereka dapat membuka lapangan pekerjaan di lingkungannya masing - masing," ujar Rikrik di acara diskusi  "Menakar Keberpihakan Jakarta Dalam Mengatasi Ketimpangan Ekonomi" pada Ahad (23/7).

Diskusi diselenggarakan oleh Suropati Syndicate di Taman Suropati. Beberapa narasumber yang hadir diantaranya adalah mantan pemimpin redaksi Republika Nasihin Masha, anggota DPR RI komisi VI Eka Sastra, peneliti Indef Berly Martawardaya dan peneliti Suropati Syndicate Adyatma Arifin. Rikrik sendiri hadir mewakili Sandiaga Uno yang berhalangan.

Kemiskinan dan kesenjangan merupakan dua hal yang berbeda. Kesenjangan bisa tetap terjadi, meskipun kemiskinan hilang. Seperti di negara - negara maju yang telah menghilangkan kemiskinan absolut, tetapi kesenjangan tetap tinggi.

"Tingkat kemiskinan di Jakarta pada tahun 2012 dan 2017 masih sama. Namun kesenjangan berkurang. Dengan anggaran DKI yang cukup besar, amat disayangkan tidak bisa mengurangi tingkat kemiskinan," jelas Berly Martawardaya.

Menurut anggota pokja pasar dan pangan tim sinkronisasi Anies-Sandi tersebut, meskipun ada pertumbuhan ekonomi di Jakarta, dampaknya untuk mengurangi kemiskinan tidak signifikan. Justru dengan pertumbuhan yang semakin tinggi, kesenjangan semakin melebar.

"Sehingga pertumbuhan ekonomi hanya menguntungkan kelas atas," tambah Berly. Selain oke oce, perlu juga ada pelatihan vokasi untuk menghasilkan orang - orang yang siap kerja. Ia menekankan agar jangan terlalu fokus pada kewirausahaan, tetapi juga keahlian praktis untuk dunia kerja.

Nasihin Masha menimpali bahwa yang terjadi di Jakarta bukan pemberantasan kemiskinan, tetapi pemberantasan orang miskin. "Yaitu dengan penggusuran," imbuhnya.

Kemiskinan tidak selesai hanya dengan pembangunan infrastruktur fisik. Namun juga harus ada bantuan langsung seperti program oke-oce, menurut Nasihin.

"Pemberantasan kemiskinan harus berbasis komunitas. Yaitu bagaimana agar mereka dilibatkan dalam program pemberantasan kemiskinan," tutup bakal calon Bupati Cirebon tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement