REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Peduli Pangan (MAPAN) menerjunkan tim investigasi guna mengecek harga beras premiun yang dijual di Supermaket, Ahad (23/7). Hasilnya, harga beras premium salah satunya yang dijual di Giant Cilandak, Jakarta Selatan, cap Ayam Jago jenis pulen wangi super dan pulen wangi masing-masing Rp 25.380 per kg dan Rp 21.678 per kg.
Di Malang Town Square, beras pulen wangi super mencapai Rp 26.305 per kg dan Supermarket Kemayoran, Jakarta Utara Rp 23.180 per kg.
Ketua Umum MAPAN, Wignyo mengatakan pihak perusahaan yang memproduksi beras premium tersebut terlalu mengambil banyak keuntungan. Menurut dia, walaupun beras tersebut diproses dengan mesin canggih, terdapat disparitas harga yang tidak wajar yakni mencapai 300 persen dengan harga beras di tingkat petani yang hanya Rp 7.000 per kg.
"Fakta ini menunjukan adanya pelaku usaha yang meraup keuntungan besar di tengah upaya pemerintah yang fokus meningkatkan produksi demi tersedianya beras secara kontinu dengan harga normal, petani dan konsumen sama-sama diuntungkan. Tapi tindakan pelaku usaha ini membuat pemerintah, petani dan konsumen dikorbankan," kata dia.
Oleh karena itu, Wignyo menilai tindakan pelaku usaha ini sangat mengacaukan harga pangan nasional dan mengindikasikan tindakan monopoli beras. Sebab, keuntungan yang dinikmati petani sangat tipis. Petani pun dihadapkan pada kondisi risiko gagal panen yang cukup tinggi.
"Terus pelaku usaha beras ini dalam waktu singkat dengan resiko kecil, bisa raup keuntungan sangat fantastis. Harga beras di pasar tradisional berkisar Rp 9 ribu hingga Rp 10.500 per kilogram. Meraup untung tidak wajar ini tidak etis secara sosial dan berdosa melanggar agama. Karena itu, Kondisi ini tidak bisa dibiarkan," kata dia.