Senin 24 Jul 2017 13:11 WIB

Tutupi Defisit, Pemkot Bekasi Siap Berutang ke Swasta

Red: Nidia Zuraya
Kantor Pemkot Bekasi
Foto: antarafoto
Kantor Pemkot Bekasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, sedang mempertimbangkan berutang kepada perusahaan swasta untuk menutupi defisit anggaran 2017 yang mencapai Rp 122 miliar.

"Peminjaman dana swasta ini merupakan salah satu pilihan yang bisa ditempuh untuk mengatasi persoalan defisit ini," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin (24/7).

Sejumlah faktor mengakibatkan defisit APBD, terutama berkaitan dengan koreksian terhadap sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) yang mencapai Rp200 miliar. Selain itu, sejumlah alokasi biaya tunjangan tidak dihitung secara penuh selama setahun saat pembahasan sebelumnya.

Dana insentif yang dimaksud, antara lain insentif RT/RW yang baru dihitung 9 bulan serta tunjangan kinerja yang baru dihitung 8 bulan. Menurut dia, di Kota Bekasi terdapat 1.200 perusahaan nasional dan multinational yang berpotensi untuk dimintai kerja samanya terkait kondisi ini.

Rahmat juga mengatakan opsi laina yang bisa ditempuh adalah mengurangi program kerja pemerintah di setiap organisasi perangkat daerah (OPD). "Karenanya rasionalisasi program harus dilakukan supaya tidak defisit. Masing-masing OPD harus melakukan evaluasi," katanya.

Opsi terakhir, kata Rahmat, berupa pembuatan surat pernyataan utang oleh Pemkot Bekasi yang harus dilunasi pada alokasi Anggaran Pendapatan Belaja Daerah (APBD) 2018. "Bisa juga minus anggaran ini diklasifikasikan sebagai utang yang akan dilunasi pada tahun anggaran selanjutnya," katanya.

Rahmat menambahkan, tiga opsi tersebut akan ditawarkan pihaknya kepada DPRD Kota Bekasi untuk disetujui mana yang dianggap terbaik. "Kita masih tunggu arahan dewan, keinginnya seperti apa," katanya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ قِيْلَ لَهُمْ كُفُّوْٓا اَيْدِيَكُمْ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۚ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّٰهِ اَوْ اَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوْا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَۚ لَوْلَآ اَخَّرْتَنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيْلٌۚ وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقٰىۗ وَلَا تُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, ”Tahanlah tanganmu (dari berperang), laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat!” Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu). Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun.”

(QS. An-Nisa' ayat 77)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement