Senin 24 Jul 2017 14:05 WIB

Rachel Amanda Bangkit Melawan Kanker Tiroid

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Esthi Maharani
Rachel Amanda
Foto: Antara
Rachel Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Rachel Amanda (22) sempat terdiagnosa dengan penyakit kanker tiroid saat berusia 19 tahun. Meski sempat sulit menerima kenyataan, Amanda berhasil bangkit dan melawan penyakit tersebut. Masalah tiroid yang dialami Amanda bermula dari hipertiroid yang ia derita saat masih duduk di bangku SMA. Saat itu Amanda menyadari berat badannya terus-menerus turun tanpa sebab. Awalnya, Amanda merasa senang dengan penurunan berat badan tersebut.

"Cuma kok, berat badan turun, leher bengkak," sambung Amanda saat ditemui di Shangri La Hotel, Jakarta.

Amanda pun mulai merasa kondisi fisiknya menjadi lebih terbatas. Detak jantung Amanda mudah meningkat meski hanya melakukan aktivitas sederhana. Amanda pun mulai merasa kesulitan untuk berdiri dalam jangka waktu yang lama. Merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya, Amanda segera memeriksakan diri ke dokter. Setelah diberikan obat, Amanda mulai merasa kondisinya menjadi lebih stabil.

Akan tetapi, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya benjolan pada tiroid Amanda. Mahasiswi jurusan psikologi ini pun kemudian menjalani operasi untuk mengangkat benjolan tersebut. Tak berhenti di situ, dokter kemudian menemukan adanya sel kanker pada tiroid kiri Amanda. Amanda yang saat itu masih berusia 19 tahun mengaku sempat syok mendengar kabar tersebut.

"Seminggu pertama (setelah terdiagnosa) Aku benci banget pagi sama malam, waktu bangun tidur dan mau tidur. Karena aku sendirian dan mikir aku ada kanker ya," cerita Amanda.

Meski sempat syok, Amanda mulai mencari tahu lebih banyak mengenai kanker tiroid yang ia derita. Ia pun bergabung dalam online support group dan mendapat banyak masukan dari para survivor kanker tiroid dari berbagai negara.

"Aku mulai tenang karena katanya 99 persen bisa sembuh," tambah Amanda.

Amanda pun mulai menjalani terapi pengobatan sesuai arahan dokter. Salah satunya menjalani terapi ablasi setelah operasi kelenjar tiroid. Terapi ablasi ini bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker yang mungkin tertinggal dan menyebar di dalam tubuh.

Dari pengalaman ini, Amanda menyadari bahwa salah satu faktor terpenting dalam melawan kanker adalah mendapatkan terapi medis sedini mungkin. Di samping itu, dukungan dari orang-orang terdekat dan penerapan pola hidup sehat serta bebas stres juga menjadi faktor yang penting dalam menunjang kesembuhan Amanda.

"Ngga boleh stres," kata Amanda.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement